KOMPAS.com - Minuman berenergi semakin populer dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di kalangan remaja.
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), minuman berenergi adalah jenis minuman yang mengandung sejumlah besar zat stimulan seperti kafein, asam amino taurin, gula atau pemanis tambahan, dan zat aditif.
Kebanyakan orang mengonsumsi minuman tersebut untuk meningkatkan energi, stamina, performa fisik, konsentrasi, suasana hati, serta mengatasi kelelahan.
Sementara itu, dilansir dari Healthline, lebih dari 30 persen remaja yang berusia 12–17 tahun mengonsumsi minuman ini secara rutin.
Namun, di balik manfaat mengonsumsi minuman tersebut, ada banyak efek samping yang berpotensi membahayakan kesehatan, terutama bila dikonsumsi secara berlebih oleh anak-anak dan remaja.
Lantas, apa saja efek samping minuman berenergi?
Baca juga: Studi: Konsumsi Minuman Soda Disebut Bisa Meningkatkan Risiko Serangan Jantung
Dalam sebuah tinjauan sistematis, para peneliti memeriksa 57 penelitian tentang efek minuman energi pada anak-anak dan remaja hingga usia 21 tahun. Para peneliti mengamati data tersebut dari Januari 2016 hingga Juli 2022.
Kemudian, hasil yang dipublikasikan pada 15 Januari 2024 menunjukkan bahwa remaja laki-laki mengonsumsi lebih banyak minuman energi dibandingkan perempuan.
Para peneliti juga menemukan hubungan antara konsumsi minuman energi dan perilaku berbahaya seperti merokok, alkohol, dan penggunaan narkoba.
Efek tambahan dari konsumsi minuman energi pada remaja pria dan wanita meliputi:
Baca juga: Cara Ampuh Usir Tikus Pakai Bawang Putih, Kapur Barus, Soda, dan Cabai
Pada Juli 2023, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkaji kekhawatiran tentang Prime Energy, minuman energi populer di kalangan anak-anak dan remaja yang mengandung kafein sebanyak enam kaleng cola.
Peneliti menemukan bahwa konsumsi minuman energi tersebut dapat memengaruhi kesehatan mental dan fisik remaja, terutama bila dikonsumsi secara berlebihan.
Seorang terapis berlisensi yang berspesialisasi dalam kesehatan mental remaja, Anna Scott mengatakan, beberapa remaja mungkin mengonsumsi minuman energi untuk meningkatkan kinerja saat ujian.
Sementara yang lainnya mungkin meminum minuman berenergi karena penerimaan sosial.