KOMPAS.com - Istilah erotomania ramai di media sosial X atau Twitter setelah diunggah oleh akun @tanyarlfes, Minggu (7/1/2024).
Dalam unggahan tersebut, erotomania dijelaskan sebagai jenis gangguan kejiwaan yang menyebabkan seseorang meyakini bahwa orang lain menaruh rasa cinta kepada dirinya, padahal kenyataannya tidak.
Unggahan itu mendapat 929 komentar warganet dan disukai 20.000 pengguna. Beberapa warganet mengaitkan istilah erotomania dengan kata "kepedean" dan "halu".
Lantas apa itu erotomania?
Dikutip dari National Library of Medicine, erotomania adalah bentuk gangguan delusi ketika seseorang percaya bahwa orang lain, yang biasanya berstatus lebih tinggi, jatuh cinta padanya.
Kondisi erotomania relatif jarang terjadi, dan meskipun kejadiannya tidak diketahui, prevalensi gangguan delusi seumur hidup adalah 0,2 persen.
Akibatnya, banyak psikiater tidak menemukan atau mungkin gagal mengenali gejala erotomania pasien dalam praktik klinis mereka.
Sejumlah gagasan terbaru menunjukkan bahwa jaringan media sosial dapat memperburuk terjadinya delusi ini.
Hal itu terjadi pada seorang mahasiswa laki-laki berusia 24 tahun yang menggunakan media sosial untuk menguntit orang lain.
Mahasiswa tersebut didiagnosis dengan gangguan delusi, tipe erotomanik, dan mulai menggunakan risperidone.
Ini adalah kasus pertama yang teridentifikasi dari media sosial yang memicu atau memperburuk gangguan delusi.
Baca juga: Gejala Erotomania, Keyakinan Dicintai oleh Orang Lain padahal Tidak
Dilansir dari WebMD, para ahli mengatakan bahwa penyebab erotomania tidak bisa diidentifikasi dengan pasti.
Ada banyak faktor yang menyebabkan delusi terjadi. Akan tetapi, penelitian menunjukkan bahwa media sosial dapat memperburuk keyakinan delusi pada beberapa orang.
Hal ini karena melalui media sosial seseorang mudah untuk mengawasi orang lain secara online tanpa mereka sadari.
Di sisi lain, stres juga dapat memicu erotomania. Erotomania juga bisa disebabkan karena faktor keturunan atau genetik.
Beberapa gangguan kejiwaan bisa memicu erotomania, seperti:
Baca juga: Erotomania, Delusi Cinta yang Tak Nyata