Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disinggung dalam Debat Ketiga, Apa Itu Kerjasama Selatan-Selatan?

Kompas.com - 07/01/2024, 21:16 WIB
Alinda Hardiantoro,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Para calon presiden (capres) masing-masing menjelaskan strateginya dalam menyusun peta jalan Kerjasama Selatan-Selatan pada sebat ketiga capres-cawapres, Minggu (7/12/2023).

Hal ini menjawab pertanyaan mederator yang disampaikan pertama kali untuk capres nomor urut 1 Prabowo Subianto.

"Sebagai inisiator Dasasila Bandung 1955, Indonesia menginspirasi dunia dalam membangun Kerjasama Selatan-Selatan. Pertanyaannya, Apa strategi paslon untuk menyusun peta jalan yang lebih konkret dalam memperkuat kerjasama tersebut?" tanya moderator.

Lantas, apa itu Kerjasama Selatan-Selatan?

Baca juga: Saat Prabowo Anggap Gaza Tak Punya Kekuatan Militer sehingga Tertindas...

Apa itu Kerjasama Selatan-Selatan?

Dilansir dari laman United Nations, Kerjasama Selatan-Selatan (KSS) adalah wujud solidaritas antar masyarakat dan negara-negara Selatan yang berkontribusi terhadap kesejahteraan nasional, kemandirian nasional dan kolektif, serta pencapaian tujuan pembangunan yang disepakati secara internasional, termasuk Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030.

Menurut Dirjen IDP Kemlu RI, Meutya Viada Hafid, KSS merupakan skema kerjasama antarnegara berkembang yang dilakukan melalui berbagai hubungan bilateral dan multilateral secara mutual, sebagaimana dikutip dari laman Universitas Indonesia (UI).

Hal ini bertujuan untuk menghasilkan solusi-solusi bersama bagi pembangunan negara Selatan.

Dalam pelaksanaan KSS, Indonesia berpedoman pada Undang-Undang Nomor17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025.

Kerjasama ini menjadi penting terutama bagi kepentingan politik luar negeri Indonesia terutama dalam memperluas jaringan diplomasi Indonesia di dunia Internasional.

Kerjasama Selatan-Selatan juga dipandang semakin relevan sebagai cara untuk meningkatkan kesejahteraan global secara keseluruhan.

Kerjasama tersebut juga dipandang sebagai cara baru untuk “win-win solution” yang memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat, baik pihak yang memberikan pengetahuan maupun negara penerima.

Baca juga: Gaya Kampanye Prabowo, Anies, dan Ganjar Disorot Media Asing, Apa Kata Mereka?

Sejarah Indonesia dalam Kerjasama Selatan-selatan

Berdasarkan sejarah, Indonesia memiliki peranan dalam Kerjasama Selatan-Selatan sejak menjadi pelopor Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955.

Hasil dari pertemuan tersebut menjadi dasar solidaritas dan kerjasama negara berkembang yang saat itu baru terbebas dari kolonialisme.

Kerjasama Selatan-Selatan saat ini semakin relevan dan penting, terutama dalam upaya pencapaian SDG’s.

"Indonesia dalam KSS mempunyai peran aktif salah satunya posisi Indonesia sebagai pemain global akan memberi nilai tambah dalam KSS dalam rangka mencapai kemandirian bersama yang dilandasi oleh solidaritas, kesetaraan dan saling menguntungkan," ujar Meutya, masih dikutip dari sumber yang sama.

Baca juga: Respons Anies, Prabowo, dan Ganjar Usai Debat Cawapres

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com