Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Api dengan Letusan Terbanyak Sepanjang 2023, Mana Saja?

Kompas.com - 03/01/2024, 18:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tercatat ada sembilan gunung berapi di Indonesia yang meletus di sepanjang tahun 2023.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan, terdapat 444 letusan atau erupsi gunung api di Indonesia sejak 1 Januari hingga 20 Desember 2023.

Lantas, mana saja gunung api tersebut?

Baca juga: Mengenal Mauna Loa, Gunung Api Aktif Terbesar di Dunia

Gunung api dengan letusan terbanyak pada 2023

Dikutip dari Portal Informasi Indonesia, berikut daftar gunung api dengan letusan terbanyak sepanjang 2023:

  • Gunung Anak Krakatau, Selat Sunda
    • 139 letusan
  • Gunung Ili Lewotolok, Nusa Tenggara Timur
    • 109 letusan
  • Gunung Ibu, Maluku Utara
    • 61 letusan
  • Gunung Semeru, Jawa Timur
    • 40 letusan
  • Gunung Marapi, Sumatera Barat
    • 39 letusan
  • Gunung Dukono, Maluku Utara
    • 35 letusan
  • Gunung Kerinci, Sumatera Barat
    • 16 letusan
  • Gunung Dempo, Sumatera Selatan
    • 3 letusan
  • Gunung Karangetang, Sulawesi Utara
    • 2 letusan.

Baca juga: Planet Mana yang Memiliki Gunung Berapi Terbanyak?

Jumlah gunung api di Indonesia

Ilustrasi - Foto erupsi Gunung anak Krakatau, letusan Gunung Krakatau.SHUTTERSTOCK/feygraphy Ilustrasi - Foto erupsi Gunung anak Krakatau, letusan Gunung Krakatau.
Dilansir dari laman Kementerian ESDM, Indonesia memiliki 127 gunung api aktif. Jumlah tersebut adalah terbanyak di dunia.

Dari jumlah 127 itu, hanya 69 gunung aktif yang dipantau oleh PVMBG. Selain itu, ada 6 gunung api bawah laut.

Masyarakat yang tinggal di daerah aktif gunung api akan selalu memiliki ancaman bahaya.

Gunung api aktif ini sendiri dibagi menjadi tiga tipe, sebagai berikut:

  • Gunung api tipe A, merupakan gunung api yang memiliki catatan sejarah letusan sejak tahun 1600. Ada 76 gunung api tipe ini di Indonesia.
  • Gunung api tipe B, merupakan gunung api yang memiliki catatan sejarah letusan sebelum tahun 1600. Terdapat 30 gunung api tipe ini di Indonesia.
  • Gunung api tipe C, merupakan gunung api yang tidak memiliki catatan sejarah letusan, tetapi masih memperlihatkan jejak aktivitas vulkanik, seperti solfatara atau fumarole. Sebanyak 21 gunung api tipe ini di Indonesia.

Baca juga: Peneliti Temukan Gunung Berapi Kuno Bawah Laut, Tertutup Banyak Telur Raksasa

Tindakan yang harus dilakukan saat gunung berapi meletus

Sesuai yang sudah disebutkan, masyarakat yang dekat dengan gunung api aktif akan selalu memiliki potensi bahaya.

Oleh karena itu, sebaiknya perlu memperhatikan sejumlah tindakan yang harus dilakukan saat terjadi letusan gunung berapi.

Dikutip dari laman Indonesia Baik, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluarkan buku saku terkait panduan tindakan yang bisa dilakukan masyarakat saat gunung berapi meletus.

Berdasarkan buku saku BNPB, berikut yang harus dilakukan saat terjadi erupsi:

  • Perhatikan arahan dari PVMBG dan perkembangan aktivitas gunung api
  • Siapkan masker dan kacamata pelindung untuk mengatasi debu vulkanik
  • Mengetahui jalur evakuasi dan shelter yang telah disiapkan oleh pihak berwenang
  • Menyiapkan skenario evakuasi lain jika dampak letusan meluas di luar prediksi ahli
  • Siapkan dukungan logistik, antara lain makanan siap saji, lampu senter dan baterai cadangan, uang tunai yang cukup serta obat-obatan khusus sesuai pemakai
  • Tidak berada di lokasi yang direkomendasikan untuk dikosongkan
  • Tidak berada di lembah atau daerah aliran sungai
  • Hindari tempat terbuka
  • Lindungi diri dari abu letusan gunung api
  • Gunakan kacamata pelindung
  • Jangan memakai lensa kontak
  • Gunakan masker atau kain basah untuk menutup mulut dan hidung
  • Kenakan pakaian tertutup yang melindungi tubuh seperti baju lengan panjang, celana panjang, dan topi
  • Kurangi paparan abu vulkanik
  • Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu vulkanik sebab bisa merusak mesin kendaraan
  • Bersihkan atap dari timbunan debu vulkanik karena beratnya bisa merobohkan dan merusak atap rumah atau bangunan
  • Waspadai wilayah aliran sungai yang berpotensi terlanda bahaya lahar pada musim hujan.

Baca juga: Menilik Kehidupan di Aogashima, Sebuah Desa di Kawah Gunung Berapi Aktif Jepang

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com