Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawan Disebut Mogok Kerja dan Tuntut Perusahaan Patuhi K3, Ini Penjelasan PT IMIP

Kompas.com - 29/12/2023, 07:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial X diramaikan dengan unggahan bernarasi pekerja PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), Morowali, Sulawesi Selatan melakukan mogok kerja.

Dalam unggahann akun @TMI***, Rabu (27/12/2023), aksi itu terjadi setelah tungku smelter milik ITSS meledak pada Minggu (24/12/2023).

Pengunggah menuliskan, aksi mogok kerja ini merupakan bentuk protes dari pekerja yang menuntut agar perusahaan mematuhi Undang-Undang (UU) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

"Tidak ada produksi yang bernilai nyawa! Setelah kejadian ini, ratusan pekerja dilaporkan melakukan protes pada Rabu (27/12/2023)," tulis pengunggah.

Lantas, benarkah pekerja PT ITSS melakukan mogok kerja sesuai dengan narasi tersebut?

Baca juga: Kata Media Asing soal Tungku Smelter Milik ITSS di Morowali yang Meledak


Respons perusahaan

Menanggapi hal itu, Juru Bicara PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Dedy Kurniawan mengatakan, pekerja PT ITSS memang sempat melakukan aksi pada Rabu (27/12/2023).

Namun, ia membantah narasi yang ada dalam unggahan itu.

"Itu hoaks," kata Deddy kepada Kompas.com, Kamis (28/12/2023).

Menurutnya, aksi mogok kerja selama dua jam itu menuntut perusahaan agar memberikan santunan kepada para korban ledakan smelter.

"Padahal santunan itu sudah kami berikan dua hari sebelumnya," ungkap Dedy.

Baca juga: Jokowi Sebut Smelter Freeport di Gresik Terbesar di Dunia, Apa Manfaatnya bagi Indonesia?

Diberitakan sebelumnya, ledakan tungku smelter milik PT ITSS di Morowali tak hanya menewaskan pekerja lokal, tetapi juga tenaga kerja asing (TKA).

Sebanyak 19 orang dilaporkan tewas dalam insiden tersebut. Rinciannya adalah 11 pekerja lokal dan 8 TKA, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Kamis, 

Di sisi lain, jumlah pekerja yang terdampak ledakan tungku smelter berjumlah 59 orang. Mereka terdiri dari 41 pekerja lokal dan 18 TKA.

Sementara itu, sebanyak 10 pekerja lokal juga masih menjalani rawat jalan, sedangkan pekerja lokal yang menjalani perawatan di RSUD Morowali sebanyak 14 orang.

Adapun enam korban lainnya yang terdiri dari 3 pekerja lokal dan 3 TKA, saat ini masih menjalani perawatan di klinik IMIP.

Untuk korban yang dirujuk keluar, berjumlah 8 orang yang terdiri dari 3 pekerja lokal dan 5 TKA, sedangkan jumlah korban yang menjalani perawatan sendiri sebanyak 2 orang dan semuanya adalah TKA.

Baca juga: Kronologi dan Dugaan Penyebab Meledaknya Tungku Smelter di Morowali yang Tewaskan 12 Pekerja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com