Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Pari Jawa dan Deretan Hewan yang Dinyatakan Punah Sepanjang 2023

Kompas.com - 28/12/2023, 14:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ikan pari Jawa (Urolophus javanicus) baru-baru ini masuk dalam daftar hewan yang dinyatakan punah pada 2023.

Kepunahan ikan pari Jawa dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Charles Darwin University (CDU), Australia.

Diberitakan Kompas.com (16/12/2023), hilangnya ikan pari Jawa merupakan kepunahan ikan laut pertama akibat aktivitas manusia.

Penangkapan secara berlebihan dan hilangnya habitat asli merupakan penyebab di balik kepunahan ikan pari Jawa.

Tak hanya ikan pari Jawa, sederet hewan lain dari berbagai negara juga dinyatakan punah tahun ini, termasuk burung, kerang, ikan, dan mamalia.

Berikut daftar hewan yang dinyatakan punah pada 2023:

Baca juga: 2 Faktor Utama yang Menyebabkan Suatu Spesies Terancam Punah


Daftar hewan punah 2023

Dikutip dari Mashable SEA (27/12/2023), hewan tersebut punah karena kerusakan habitat, polusi, perubahan iklim, eksploitasi, dan spesies invasif yang mengganggu.

Berikut deretan hewan dari berbagai negara yang mengalami kepunahan sejak 2023, berdasarkan data International Union for Conservation of Nature.

Mamalia yang punah

  • Kelelawar buah Little Mariana asal Guam, ditemukan 1984, terakhir terlihat pada 1968

Burung yang punah

  • Bachman’s warbler asal Florida, Carolina Selatan, ditemukan 1967, terakhir muncul 1980-an
  • Bridled white-eye asal Guam, ditemukan 1984, terakhir terlihat 1983
  • Kauai akialoa asal Hawaii, ditemukan 1967, terakhir tampak pada 1960-an
  • Kauai nukupu'u asal Hawaii, ditemukan 1970, terakhir muncul 1899
  • Kauai 'o'o asal Hawaii, ditemukan 1967, terakhir terlihat pada 1987
  • Large Kauai thrush dari Hawaii, ditemukan 1970, terakhir muncul 1987
  • Maui 'kepa asal Hawaii, ditemukan 1970, terakhir tampak pada 1988
  • Maui nukupu'u asal Hawaii, ditemukan pada 1970, terakhir muncul pada 1996
  • Molokai creeper asal Hawaii, ditemukan 1970, terakhir tampak 1963
  • Po'ouli asal Hawaii, ditemukan pada 1975, terakhir terlihat di 2004

Baca juga: Situs Fosil Langka di Argentina Ungkap Pemandangan Hari-hari Akhir Dinosaurus Sebelum Punah

Ikan yang punah

  • San marcos gambusia asal Texas, ditemukan 1980, terakhir muncul pada 1983
  • Scioto madtom asal Ohio, ditemukan 1975, terakhir tampak 1957
  • Ikan pari Jawa asal Indonesia, ditemukan 1862, terakhir terlihat 2001

Kerang yang punah

  • Flat pigtoe asal Alabama Mississippi, ditemukan pada 1987, terakhir terlihat 1984
  • Southern acorn shell dari Alabama, Georgia, Tennessee, ditemukan 1993, terakhir muncul 1973
  • Stirrupshell asal Alabama Mississippi, ditemukan 1987, terakhir tampak 1986
  • Upland combshell dari Alabama, Georgia, Tennessee, ditemukan 1993, terakhir terlihat pertengahan 1980-an
  • Green-blossom pearly mussel dari Tennessee, Virginia, ditemukan 1984, terakhir muncul 1982
  • Tubercled-blossom pearly mussel muncul di Alabama, Illinois, Kentucky, Tennessee, Michigan, Ohio, West Virginia, ditemukan 1976, terakhir tampak 1969
  • Turgid-blossom pearly mussel di Alabama, Arkansas, Tennessee, ditemukan 1976, terakhir terlihat pada 1972
  • Yellow-blossom pearly mussel di Alabama, Tennessee, ditemukan 1985, terakhir muncul pada 1966

Baca juga: Ikan Belida Muncul Kembali di Jawa Setelah Dinyatakan Punah, Begini Penjelasan BRIN

Alasan kepunahan

Ilustrasi burung Bachman?s warbler. Salah satu spesies yang punah pada tahun 2023.Wikimedia/Jerry A. Payne Ilustrasi burung Bachman?s warbler. Salah satu spesies yang punah pada tahun 2023.
Mayoritas hewan yang punah seperti burung yang berada di Hawaii sangat rentan mengalami kepunahan karena tidak ada di tempat lain.

Burung-burung asli Hawaii mungkin hanya tinggal di satu pulau atau wilayah tertentu. Namun, area ini dapat rusak akibat perubahan iklim dan penyakit.

Pengambilan dan penggunaan hewan yang berlebihan juga dapat memicu kepunahan.

Keberadaan hewan predator invasif juga dapat membunuh hewan di sekitarnya. Misalnya, burung yang tergigit nyamuk malaria dapat ikut mengalami malaria.

Selain itu, penebangan hutan yang menghilangkan habitat asli hewan dapat menyebabkan populasinya terganggu, sehingga dinyatakan punah tanpa tempat tinggal.

Baca juga: Sempat Dikira Punah, Hewan Purba Ini Kembali Ditemukan di Papua

Cara mencegah kepunahan

Terlepas dari hewan-hewan yang dinyatakan punah, masih ada ribuan spesies lain yang terancam punah.

Untuk mencegah kepunahan ini, masyarakat dapat memberikan tekanan pada pemerintah negara atau daerah untuk melindungi spesies yang jumlahnya semakin berkurang.

Pemilik kucing juga dianjurkan memelihara hewannya di dalam rumah atau jauh dari pekarangan bebas. Ini karena kucing termasuk predator burung.

Masyarakat juga diimbau menanam tanaman dan memelihara hewan asli di daerahnya. Tanaman asli akan menjaga lingkungan tetap menjadi habitat sesuai bagi beragam kehidupan.

Selain itu, masyarakat perlu memerhatikan hewan-hewan yang dikonsumsi agar tidak menyebabkan hewan menghilang akibat penggunaan berlebihan.

Baca juga: Mengenal Hutan Hujan Tropis Sumatera, Warisan Dunia yang Terancam Punah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com