Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs Pemakaman Terkuno Dunia di Afrika Selatan Ternyata Tidak Berisi Manusia, lalu Apa?

Kompas.com - 28/11/2023, 09:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ahli paleontologi menemukan sebuah situs pemakaman tertua yang pernah tercatat di dunia di Afrika Selatan.

Uniknya, pemakaman itu bukan berisi dan dibuat oleh spesies manusia, Homo Sapiens.

Situs pemakaman tersebut berisi sisa-sisa tulang kerabat jauh manusia yang berotak kecil, Homo naledi.

Sebelumnya, spesies Homo naledi dianggap tidak mampu melakukan perilaku kompleks dalam menjalani kehidupan sehari-hari layaknya manusia.

Namun, penemuan makam makhluk Zaman Batu yang gemar memanjat pohon ini mungkin memunculkan teori lain.

Baca juga: Ilmuwan Menduga Spesies Manusia Purba Mungkin Masih Ada di Pulau Flores


Situs makam tertua bukan buatan manusia

Dilansir dari Science Alert, Jumat (3/11/2023), ahli paleoantropologi Lee Berger dan tim peneliti menemukan spesimen Homo naledi terkubur sekitar 30 meter di bawah tanah dalam gua di Cradle of Humankind, situs warisan dunia UNESCO, dekat Johannesburg, Afrika Selatan.

Menurut peneliti, temuan yang dipublikasikan dalam serangkaian makalah pracetak eLife ini merupakan makam terkuno yang pernah tercatat dalam sejarah hominid alias manusia dan kerabatnya.

"Lebih awal dari bukti pemakaman Homo sapiens (manusia) setidaknya 100.000 tahun yang lalu," kata peneliti.

Temuan ini pun menantang pemahaman terkini tentang evolusi manusia. Sebab, Homo sapiens diketahui memiliki kapasitas otak jauh lebih besar dari jenis manusia sebelumnya.

Otak yang lebih besar memungkinkan manusia melakukan aktivitas kompleks dan sarat makna, termasuk mengubur orang mati.

Sebelumnya, pemakaman tertua yang pernah ditemukan terletak di Timur Tengah dan Afrika, berisi sisa-sisa Homo sapiens dengan usia sekitar 100.000 tahun.

Sedangkan, makam di kawasan Afrika Selatan yang ditemukan Berger dan timnya ini berasal dari setidaknya 200.000 SM.

"Homo naledi memberi tahu kita bahwa kita tidak begitu istimewa," ungkap Berger, peneliti dan seorang penjelajah kelahiran Amerika Serikat.

Baca juga: Fosil Mesir Purba Jelaskan Cara Paus Pindah dari Hewan Darat ke Laut

Homo naledi bisa berperilaku kompleks

Kerangka Homo Naledi dikelilingi ratusan elemen fosil, difoto di Institut Studi Evolusi Universitas Witwatersrand di Johannesburg, Afrika Selatan. Para ilmuwan pada 10 September 2015, mengatakan fosil merupakan anggota baru dari keluarga manusia.ROBERT CLARK / NATIONAL GEOGRAPHIC, Lee Berger Kerangka Homo Naledi dikelilingi ratusan elemen fosil, difoto di Institut Studi Evolusi Universitas Witwatersrand di Johannesburg, Afrika Selatan. Para ilmuwan pada 10 September 2015, mengatakan fosil merupakan anggota baru dari keluarga manusia.

Dilansir dari Aljazeera, Rabu (5/7/2023), Homo naledi adalah spesies manusia primitif yang hidup di antara masa kera dan manusia modern.

Halaman:

Terkini Lainnya

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Tren
Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Tren
3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

Tren
Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Tren
7 Makanan Obat Alami Asam Urat dan Makanan yang Harus Dihindari

7 Makanan Obat Alami Asam Urat dan Makanan yang Harus Dihindari

Tren
Skandal Burning Sun, Sisi Gelap di Balik Gemerlap Kpop

Skandal Burning Sun, Sisi Gelap di Balik Gemerlap Kpop

Tren
10 Kecelakaan Pesawat Tragis yang Renggut Nyawa Pemimpin Negara

10 Kecelakaan Pesawat Tragis yang Renggut Nyawa Pemimpin Negara

Tren
Kata Media Asing soal Elon Musk Datang ke Indonesia

Kata Media Asing soal Elon Musk Datang ke Indonesia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com