Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Perempuan yang Rutin Konsumsi Tablet Penambah Darah Disebut Bisa Mencegah Anemia dan Stunting, Benarkah?

Kompas.com - 09/11/2023, 09:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan yang menyebutkan perempuan yang rutin minum tablet penambah darah dapat mencegah anemia dan potensi anak terlahir stunting ramai di media sosial.

Unggahan tersebut dimuat di akun X (Twitter) @tanya*** pada Minggu (5/11/2023).

"Pov: ngeliat cewe-cewe mulai rajin konsumsi tablet tambah darah untuk cegah anemia dan potensi anak lahir stunting," tulis dalam unggahan.

Hingga Kamis (9/11/2023) siang, unggahan tersebut sudah dilihat lebih dari 578.900 kali dan mendapatkan lebih dari 9.500 kali.

Baca juga: 7 Gejala Anemia yang Sering Tidak Disadari

Lantas, benarkah rutin minum tablet penambah darah bisa mencegah anemia dan stunting? 


Baca juga: Waspada, Berikut 7 Penyebab Anemia yang Sering Disepelekan

Penjelasan pakar

Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Prof Zullies Ikawati membenarkan bahwa perempuan yang rutin mengonsumsi tablet penambah darah atau suplemen zat besi dapat mengurangi risiko anemia dan stunting.

"Kurang darah atau anemia akan menghasilkan anak-anak yang stunting karena zat besi sangat penting untuk berbagai fungsi tubuh," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (7/11/2023).

Zullies menyampaikan bahwa penyebab stunting di Indonesia salah satunya karena kekurangan zat besi.

Ada sekitar 8,3 juta dari 12,1 juta remaja perempuan yang tidak mengkonsumsi tablet tambah darah dan berisiko anemia.

Sementara itu, 2,8 juta dari 4,9 juta ibu hamil tidak periksa kehamilan minimal 6 kali. Di sisi lain, hanya ada 46.000 dari 300.000 posyandu aktif yang beroperasi.

"Selain itu, sebanyak 6,5 juta dari 22 juta balita tidak dipantau pertumbuhan dan perkembangannya. Dan 1,5 juta relawan kader belum memiliki standardisasi kemampuan," terangnya.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Stunting, Gejala, Penyebab, dan Bagaimana Cara Mencegahnya

Rekomendasi dari WHO

Balita stunting bernama Noah saat sedang bermain dengan ibunya di rumahnyaKOMPAS.com/Rahmat Utomo Balita stunting bernama Noah saat sedang bermain dengan ibunya di rumahnya

Zullies melanjutkan, Organisasi Kesehatan Dunia juga telah merekomendasikan suplemen zat besi untuk rutin dikonsumsi oleh perempuan.

Berikut jumlah konsumsi tablet penambah darah yang direkomendasikan WHO:

Remaja dan dewasa muda

  • Remaja perempuan dan dewasa muda dengan prevalensi anemia sebesar 40 persen atau lebih, disarankan untuk mengonsumsi 30-60 miligram (mg) setiap hari selama tiga bulan berturut-turut.
  • Sedangkan untuk remaja perempuan dan dewasa muda dengan prevalensi anemia sebesar 20 persen, disarankan untuk mengonsumsi 60 mg setiap minggu selama tiga bulan.

Prevalensi adalah proporsi jumlah kasus lama dan kasus baru pada periode tertentu.

Baca juga: Apa Itu Stunting? Ketahui Penyebab dan Pencegahannya

Wanita hamil, menyusui, dan wanita setelah melahirkan

  • Wanita hamil disarankan untuk mengonsumsi 30-60 mg dan dikonsumsi setiap hari selama 12 minggu.
  • Setelah melahirkan disarankan untuk mengonsumsi 30-60 mg sumplemen setiap hari selama 6-12 minggu setelah melahirkan.

Zullies mengatakan, zat besi dan asam folat direkomendasikan untuk wanita hamil untuk mencegah anemia ibu, sepsis nifas, berat lahir rendah, dan kelahiran prematur.

Baca juga: Ramai soal Imbauan Konsumsi 1 Telur Tiap Hari untuk Cegah Stunting, Ini Saran Pakar Gizi

Dampak anemia defisiensi zat besi

Adenomiosis tidak mengancam jiwa atau memicu kanker, namun wanita dapat mengalami beberapa komplikasi seperti anemia dan gangguan kesuburan. Karena itu, wanita yang mengalami tanda-tanda penyakit ini perlu mengetahui cara mengobati adenomiosis.Unsplash Adenomiosis tidak mengancam jiwa atau memicu kanker, namun wanita dapat mengalami beberapa komplikasi seperti anemia dan gangguan kesuburan. Karena itu, wanita yang mengalami tanda-tanda penyakit ini perlu mengetahui cara mengobati adenomiosis.

Zullies menyampaikan, anemia defisiensi zat besi atau Iron Deficiency Anemia (IDA) yang tidak ditangani dapat menyebabkan beberapa dampak negatif, meliputi:

Anak-anak

  • Menghambat pertumbuhan pada masa kanak-kanak.
  • Gangguan fungsi kekebalan tubuh.
  • Penurunan kinerja kognitif pada anak kecil.

Ibu hamil

  • Dampak buruk kehamilan bagi ibu dan bayi baru lahir.

Remaja dan dewasa muda

  • Berkurangnya produktivitas fisik dan kerja pada orang dewasa

Orang lanjut usia (lansia)

  • Peningkatan kelemahan dan penurunan fungsi kognitif pada lansia.
  • Peningkatan risiko rasa sakit dan kematian.

Baca juga: Bisa Sebabkan Masalah pada Kehamilan, Ini 7 Cara Mencegah Anemia

Tanda dan gejala anemia defisiensi zat besi

Zullies menyampaikan bahwa tanda anemia defisiensi zat besi biasanya kurang jelas dan tidak spesifik. Namun, ada beberapa gejala yang bisa dideteksi, yakni:

Tanda yang terlihat

  • Pucat
  • Kuku rapuh
  • Bibir pecah-pecah dan sariawan
  • Rambut rontok

Gejala yang dirasakan

  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Nafas pendek
  • Susah konsentrasi
  • Pusing
  • Tangan dan kaki terasa dingin
  • Kelelahan
  • Sulit tidur
  • Rentan terkena infeksi.

Baca juga: 7 Buah Penambah Darah untuk Cegah dan Atasi Anemia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com