KOMPAS.com - Sekitar 66 juta tahun lalu, sebuah asteroid raksasa menghantam Amerika kuno, memicu kepunahan massal yang mematikan 75 persen spesies dinosaurus.
Sebagian besar yang diketahui tentang kepunahan ini berasal dari Amerika Utara, di antara tempat tinggal dinosaurus populer, seperti T-rex dan Triceratops.
Ahli paleontologi tak banyak mengetahui bagaimana bencana dahsyat ini terjadi di wilayah yang kini bertransformasi menjadi Amerika Selatan.
Namun, kumpulan fosil dinosaurus yang baru-baru ini ditemukan di kawasan Patagonia, Argentina selatan dapat menggali lebih banyak informasi tentang hal tersebut.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Ichthyosaurus, Hewan Darat yang Berevolusi Jadi Monster Laut dari Zaman Dinosaurus
Dilansir dari National Geographic, Rabu (25/10/2023), para peneliti berhasil menemukan Canadon Tomas, sebuah situs fosil dengan potensi luar biasa yang dapat mengungkap detik-detik kepunahan dinosaurus di kawasan Amerika Selatan.
Ahli paleontologi Matthew Lamanna dari Carnegie Museum of Natural History, Amerika Serikat mengatakan, penemuan ini mencakup tulang-tulang dari beberapa dinosaurus berparuh bebek yang disebut hadrosaurus.
Bukan hanya itu, temuan juga meliputi gigi dinosaurus karnivora, tulang belakang ular, serta rahang mamalia purba berukuran kecil.
Menurutnya, penemuan tersebut menunjukkan bahwa Canadon Tomas tampaknya "mengawetkan" hewan besar dan kecil dari ekosistem prasejarah.
Lamanna mengungkapkan, saat ini wilayah Canadon Tomas merupakan gurun gersang yang ditutupi semak belukar.
Namun, sekitar 66 juta tahun lalu, bagian Amerika Selatan ini sangat hangat, basah, dan ditumbuhi banyak tanaman termasuk pakis dan palem.
Penelitian sebelumnya turut menunjukkan Canadon Tomas dilengkapi aliran sungai berkelok yang mengarah ke laut.
Lingkungan air tawar pun memungkinkan hampir semua makhluk yang mati di kawasan ini terkubur dan tetap lestari.
Kondisi tersebut merupakan sebuah gambaran langka tentang kehidupan pada Zaman Kapur (Cretaceous) yang menjadi hari-hari akhir dinosaurus di permukaan Bumi.
"Ada jauh lebih sedikit situs yang melestarikan fosil vertebrata yang hidup di darat dari akhir Zaman Kapur di belahan Bumi selatan," kata Lamanna, dikutip dari Cosmos Magazine, Senin (16/10/2023).
Lamanna melanjutkan, situs Canadon Tomas membantu para peneliti lebih memahami periode menjelang kepunahan dinosaurus non-unggas, yang diikuti oleh perluasan mamalia di seluruh dunia.