Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Foto Makam Korban, Ini Kronologi dan Penyebab Tragedi Sampit 2001

Kompas.com - 18/10/2023, 16:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Foto sebuah tempat dengan papan bertuliskan makam korban Tragedi Sampit 18 Februari 2001 viral di media sosial X.

Tempat pemakaman korban Tragedi Sampit itu berlokasi di Jalan Sudirman Km 13,8 Sampit, Kalimantan Tengah.

Tempat berukuran 50x50 meter persegi itu menjadi saksi bisu salah satu peristiwa kelam dalam sejarah Indonesia yang menewaskan ratusan orang.

Viralnya foto makam Tragedi Sampit tersebut menimbulkan pertanyaan warganet di X.

"Gais aku baru tau tragedi ini, ada yang bisa jelasin ga yaa?" tulis seorang melalui akun @convomfs.

Lebih dari 1.000 pengguna media sosial X meninggalkan komentar di unggahan tersebut. Sementara 24.600 warganet menyukai postingan tersebut.

Lantas, bagaimana kronologi dan penyebab Tragedi Sampit?

Kronologi tragedi Sampit

Tragedi Sampit melibatkan suku Dayak dan Madura di Kalimantan Tengah.

Konflik antara kedua suku itu pecah setelah insiden pembakaran salah satu rumah milik orang Dayak di Jalan Padat Karya, Sampit pada Minggu (18/2/2001) dini hari.

Dilansir dari Kompas.com (16/3/2023), pelakunya diduga kuat adalah kelompok pendatang, yaitu orang Madura.

Merasa tak terima, orang Dayak melakukan pembalasan yang mengakibatkan satu orang Dayak dan satu orang Madura tewas.

Serangan itu terus berlanjut dan pecah di Jalan Tidar yang lokasinya kurang lebih 500 meter dari jalan padat karya.

Di jalan itu, mereka kembali membakar rumah yang menyebabkan tiga orang penghuni rumah tersebut tewas dan seorang lainnya tewas karena senjata tajam. Sementara puluhan ternak penduduk mati.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Konflik Sampit Pecah

Diberitakan Kompas.com (30/7/2021), konflik antara suku Dayak dan Madura bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, sudah terjadi perselisihan yang dipicu karena persaingan suku Dayak dan Madura di bidang ekonomi.

Sebagai penduduk pendatang yang tiba di Kalimantan Tengah pada 1930 di bawah program transmigrasi, orang Madura memperoleh kesempatan untuk mengontrol industri komersial di provinsi tersebut setelah adanya hukum baru.

Halaman:

Terkini Lainnya

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com