Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penularan Virus Nipah, Ini Gejala dan Cara Pencegahannya Menurut Kemenkes

Kompas.com - 30/09/2023, 20:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Virus Nipah tengah banyak diperbincangkan setelah adanya temuan enam kasus penularan di India sejak pertengahan September 2023.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, hingga 18 September 2023 sebanyak dua orang meninggal dunia dari enam kasus penyakit virus Nipah yang ada tersebut.

Meski belum masuk ke Indonesia, Kemenkes melakukan peningkatan kewaspadaan di pintu masuk negara dan sudah memberikan sejumlah informasi terkait virus Nipah.

Informasi tersebut seperti cara pencegahan dan pengobatan jika terkena penyakit akibat virus ini.

Diketahui, virus Nipah mempunyai inang utama yakni kelelawar buah yang kemudian bisa ditularkan kepada manusia.

“(Sehingga) disebut sebagai virus zoonosis, atau yang muncul atau potensi dari hewan,” ungkap Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi kepada Kompas.com, Sabtu (30/9/2023).

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kementerian Kesehatan RI (@kemenkes_ri)

Baca juga: Waspada Virus Nipah, Ini Hal-hal yang Dilakukan Kemenkes RI

Lantas, bagaimana pencegahan dan pengobatan virus Nipah?

Cara mencegah penularan virus Nipah

Dikutip dari laman resmi Kemenkes, pencegahan penyakit virus Nipah bisa dilakukan melalui pengendalian faktor risikonya, antara lain:

  • Tidak mengonsumsi langsung nira atau aren dari pohonnya karena kelelawar dapat mengontaminasinya pada malam hari. Sehingga, perlu dimasak sebelum dikonsumsi.
  • Hindari kontak dengan hewan ternak seperti babi atau kuda yang kemungkinan terinfeksi virus Nipah. Apabila terpaksa harus melakukan kontak, maka menggunakan alat pelindung diri (APD).
  • Konsumsi daging ternak yang matang.
  • Cuci dan kupas buah secara menyeluruh.
  • Buang buah yang ada tanda gigitan kelelawar.
  • Bagi tenaga kesehatan dan keluarga yang merawat serta petugas laboratorium yang mengelola spesimen pasien terinfeksi, terapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dengan benar.
  • Bagi petugas pemotong hewan, wajib gunakan sarung tangan dan pelindung diri (APD).
  • Hewan yang terinfeksi virus Nipah tidak boleh dikonsumsi.
  • Terapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti membersihkan tangan secara teratur dan terapkan etika bersin.

Baca juga: Kemenkes Ungkap 5 Kelompok yang Berisiko Terkena Virus Nipah

Gejala terinfeksi virus Nipah

Jika terinfeksi virus Nipah, seseorang akan mengalami gejala yang bervariasi, dari tanpa gejala (asimptomatis), infeksi saluran napas akut (ISPA) ringan atau berat, hingga ensefalitis fatal.

Seseorang yang terinfeksi awalnya akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), muntah, dan nyeri tenggorokan.

Gejala tersebut dapat diikuti dengan pusing, mudah mengantuk, penurunan kesadaran, dan tanda-tanda neurologis lain yang menunjukkan ensefalitis akut.

Beberapa orang juga dapat mengalami pneumonia atopik dan gangguan saluran pernapasan berat.

Pada kasus yang berat, juga muncul ensefalitis dan kejang serta berlanjut menjadi koma dalam 24-48 jam hingga kematian.

Baca juga: Virus Nipah Menyebar di India, Akankah sampai Indonesia?

Cara pengobatan

Kemenkes mengungkapkan, hingga saat ini belum tersedia vaksin untuk mencegah penyebaran virus Nipah.

Selain itu, saat ini juga belum ada pengobatan spesifik untuk penyakit virus Nipah tersebut.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com