Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manusia Purba Meninggal karena Sembelit, Makan Banyak Belalang di Akhir Hidupnya

Kompas.com - 27/09/2023, 15:15 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada 2019, para arkeolog telah meneliti jasad seorang pria yang merupakan manusia purba yang diduga meninggal karena sembelit yang fatal.

Sembelit membuat usus besarnya membengkak hingga enam kali lipat dari diameter normalnya.

Dilansir dari Live Science, Selasa (26/9/2023), para arkeolog mengungkapkan bahwa manusia purba tersebut adalah Mumi Skiles yang ditemukan di Lower Pecos Canyonlands di Texas Selatan.

Perlu diketahui, arkelog sebelumnya telah menemukan total 150 mumi di daerah tersebut.

Namun, ada satu mumi pria dewasa yang berasal dari sekitar 1.200 tahun lalu itu yang menarik perhatian para arkeolog.

Mumi tersebut tampak terawetkan dengan baik dengan rambut penuh, tak seperti sisa-sisa mumi lainnya.

Selain itu, ia juga memiliki tumpukan feses kering yang sangat besar, yang melebihi jumlah yang seharusnya ada di saluran pencernaan.

Melihat tumpukan feses yang ada, para peneliti tertarik untuk memeriksa pola makan apa yang dilakukan manusia kuno itu pada bulan-bulan sebelum kematiannya.

Peneliti juga mendapatkan keuntungan dari kondisi rambut mumi yang masih utuh. Dari situ, peneliti bisa memeriksa penyerapan nutrisi dari makanan yang ada.

Baca juga: 7 Mumi Terkenal dan Rahasia yang Terungkap tentang Dunia Kuno


Peneliti temukan penyebab mumi itu meninggal

Menurut penelitian yang diterbitkan di International Journal of Paleopathology pada Juni 2019, peneliti mengungkapkan bahwa pria itu meninggal karena penyakit Chagas yang ditularkan oleh parasit.

Di mana, hal ini menyebabkannya tidak dapat menyerap protein secara baik pada beberapa bulan sebelum kematiannya, dan kemungkinan besar ia tidak dapat bergerak karena kondisinya.

Ini berarti, seseorang harus membawakannya sumber makanan, serta memenuhi kebutuhan hariannya. Artinya, ia menerima perawatan dari masyarakat saat sekarat.

Tak hanya itu, peneliti juga menemukan bahwa pria kuno tersebut telah mengonsumsi belalang dalam jumlah yang tidak biasa. Ini menambah bukti bahwa ia telah dirawat dengan baik di akhir hidupnya.

Diperkirakan, manusia kuno itu berusia antara 35-45 tahun.

"Mereka memotong kaki-kakinya. Jadi mereka memberinya sebagian besar tubuh yang kaya cairan, bagian belalang yang bisa diremas," kata profesor di Sekolah Sumber Daya Alam di University of Nebraska-Lincoln Karl Reinhard.

Halaman:

Terkini Lainnya

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Tren
Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com