KOMPAS.com - Praktik mengawetkan tubuh orang yang sudah mati atau disebut dengan mumifikasi sudah dilakukan sejak ratusan bahkan ribuan tahun lalu.
Mumifikasi berkaitan dengan ritual kepercayaan dan juga bertujuan untuk menghormati orang yang sudah mati.
Para peneliti pun mencoba mengungkapkan rahasia atau cerita di balik sejumlah mumi mengenai dunia kuno.
Baca juga: Apakah Kutukan Mumi Itu Nyata?
Dilansir dari LiveScince, berikut tujuh mumi terkenal beserta rahasia di baliknya:
Awalnya, pihak berwenang Austria mengira mayat tersebut milik seorang pendaki gunung modern karena kondisinya sangat terawat.
Namun, setelah dikeluarkan dari gletser pegunungan, mereka menyadari bahwa mumi Ötzi berasal dari Zaman Tembaga atau hidup sekitar 5.300 tahun lalu.
Menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 2013, Ötzi meninggal setelah tertembak panah dan mengalami cedera kepala.
Saat tewas, diperkirakan ia berusia sekitar 40-an tahun dan menderita sejumlah penyakit seperti radang sendi, penyempitan arteri, dan parasit usus.
Meski begitu, ia kemungkinan besar menggunakan akupuntur dan tanaman obat untuk mengobatinya.
Mumi pria tersebut telah mengungkapkan banyak hal tentang kehidupan di Zaman Tembaga Eropa.
Gennya menunjukkan bahwa ia adalah penduduk asli Eropa Tengah dan isi perutnya menunjukkan bahwa ia memakan daging ibex, spesies kambing liar yang hidup di Pegunungan Alpen di Eropa.
Selain itu, diketahui ia juga mengasah alat-alat pengikis yang juga digunakan sebagai panah.
Mumi yang diawetkan itu adalah seorang pria yang hidup pada Zaman Besi, antara sekitar 405 tahun sebelum masehi (SM) dan 380 SM.
Pada hari yang sama sebelum tewas, dia memakan bubur jelai dan ikan yang kemudian digantung sampai dia mati lemas.
Para peneliti menduga, kematiannya adalah bagian dari ritual pengorbanan karena Tollund Man kemudian dikuburkan dalam posisi janin atau menelungkup dengan mata dan mulut tertutup rapat.
Padahal, kebanyakan orang pada periode ini dikremasi. Sehingga fakta bahwa ia dikuburkan di rawa memberikan kepercayaan pada teori "pengorbanan manusia".
Menurut Museum Silkeborg yang merupakan tempat mumi tersebut sekarang dipajang, Tollund Man berusia antara 30 dan 40 tahun ketika dia meninggal dan tingginya sekitar 163 sentimeter atau mungkin sedikit lebih tinggi dengan asumsi tubuhnya menyusut di masa lalu.
Dia berpenampilan dengan mengenakan topi kulit domba dan ikat pinggang kulit serta masih ada tali yang digunakan untuk menggantungnya di lehernya.
Baca juga: Rumah Sakit Italia Gunakan CT Scan untuk Ungkap Rahasia Mumi Mesir
Saat itu, ia sudah menjadi firaun atau raja bangsa Mesir Kuno. Saat ditemukan sampai saat ini, firaun remaja ini masih tersimpan dalam tiga peti mati yang salah satunya terbuat dari emas murni.
Kuburan Tut yang berkilauan menangkap gambaran sejarah Mesir kuno, dan muminya juga menjelaskan praktik dan perubahan budaya sekitar saat dia meninggal sekitar tahun 1324 SM.
DNA dari tubuh tersebut membantu mempersempit pencarian orang tua Tut, mengungkap misteri mengenai makam Tut dan ikatan dengan firaun lain.
Dengan menggunakan analisis DNA, para ilmuwan mengidentifikasi dua mumi yang diduga ayah Tut, Akhenaten, dan ibunya yang namanya belum diketahui.
Mumi Tut juga mengungkapkan, firaun ini menderita malaria dan kelainan tulang langka pada kaki yang mungkin membuat sulit untuk bergerak.
Entah malaria atau infeksi lain, kemungkinan besar hal itu menjadi penyebab meninggalnya Tutankhamun.
Menurut beberapa arkeolog, penis Tut yang dimumikan dalam posisi tegak menjadi sebuah simbol yang menolak reformasi agama yang dilakukan ayahnya.
Dari catatan di makam tersebut, para arkeolog mengetahui bahwa Xin Zhui yang berasal dari tahun 168 SM ini adalah istri Marquis of Dai, Li Cang.
Setelah diperiksa, Xin Zhui meninggal saat berusia sekitar 50 tahun karena serangan jantung.
Kondisi penguburannya menciptakan lingkungan yang hampir bebas oksigen dan peti mati Xin Zhui juga diisi dengan cairan pembalseman untuk membantu mengawetkan jenazah sehingga saat ini masih dalam kondisi yang asli.
Hingga saat ini, anggota tubuhnya masih lentur, kulitnya lembut, dan rambutnya masih lebat.
Mumi Xin Zhui disimpan di Museum Hunan, China bersama dengan ratusan barang yang dikuburkan bersama tubuhnya seperti set peralatan makan mewah yang dipernis, alat musik, dan sutra yang dicat indah.
Baca juga: Kurir Makanan di Peru Ketahuan Bawa Mumi di Tas, Diperkirakan Berusia 600-800 Tahun
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.