Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Fenomena El Nino dan La Nina, serta Dampak yang Ditimbulkan

Kompas.com - 21/09/2023, 14:45 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Selama kondisi normal di Samudera Pasifik, angin pasat bertiup ke barat sepanjang garis khatulistiwa, membawa air hangat dari Amerika Selatan menuju Asia.

Untuk menggantikan air hangat tersebut, air dingin akan naik dari kedalaman dalam sebuah proses yang disebut sebagai upwelling.

Fenomena El Niño dan La Niña adalah dua pola iklim berlawanan yang merusak kondisi normal tersebut.

Para ilmuwan menyebut fenomena ini sebagai siklus El Niño-Southern Oscillation (ENSO). El Niño adalah “fase hangat” dan La Niña merupakan “fase dingin” ENSO.

El Niño dan La Niña dapat menimbulkan dampak global terhadap cuaca, kebakaran hutan, ekosistem, dan bahkan perekonomian.

Baca juga: Mengapa Masih Turun Hujan padahal Ada Fenomena El Nino?


Pola iklim El Nino

El Niño adalah pola iklim yang menggambarkan pemanasan permukaan air yang tidak biasa di Samudera Pasifik tropis bagian timur.

Menurut National Geographic, El Niño menggambarkan perubahan iklim yang tidak teratur dan intens, bukan sekadar pemanasan permukaan air pesisir.

Namun, fenomena El Niño terjadi secara tidak teratur dengan interval dua hingga tujuh tahun dan sulit diprediksi seperti halnya pasang surut air laut.

El Niño terjadi bersamaan dengan Osilasi Selatan, yakni perubahan tekanan udara di Samudera Pasifik tropis.

Baca juga: Fenomena El Nino dan Peringatan WHO soal Peningkatan Penyebaran Penyakit

Ketika perairan pesisir menjadi lebih hangat di Pasifik tropis bagian timur (El Niño), tekanan atmosfer di atas lautan menurun.

Peristiwa El Niño ditandai dengan peningkatan suhu permukaan laut secara perlahan selama setidaknya tiga bulan dalam lima musim berturut-turut.

Intensitas peristiwa El Niño bervariasi dari kenaikan suhu yang lemah dengan dampak lokal terhadap cuaca dan iklim, hingga peningkatan suhu sangat tinggi yang terkait dengan perubahan iklim di seluruh dunia.

Baca juga: El Nino Menguat, Peneliti AS Prediksi 2024 Jadi Tahun Terpanas

Pola iklim La Nina

Ilustrasi fenomena La Nina.Wikimedia/Fred the Oyster Ilustrasi fenomena La Nina.

La Niña atau juga disebut anti-El Niño, atau sekadar "peristiwa dingin" mempunyai dampak yang berkebalikan dengan El Niño.

Dikutip dari laman National Ocean Service NOAA, selama peristiwa La Niña, angin pasat bahkan lebih kuat dari biasanya, mendorong lebih banyak air hangat menuju Asia.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com