Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

El Nino Menguat, Peneliti AS Prediksi 2024 Jadi Tahun Terpanas

Kompas.com - 09/06/2023, 13:15 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memperingatkan adanya ancaman El Nino di Indonesia.

Berdasarkan hasil pengamatan, Dwikorita mengatakan, pengamatan indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO) berdasarkan skala mingguan per 4 Juni 2023 menunjukkan suhu muka laut di wilayah Nino 3,4 terus meningkat.

"(El Nino) diprediksi akan berlangsung dengan intensitas awalnya lemah sekitar bulan Juni kemudian setelah Juni diprediksi menguat hingga moderat," tuturnya, dikutip dari Kompas.com (6/6/2023).

Di saat yang sama, gangguan iklim lainnya juga diprediksi akan terjadi pada Juni 2023, yaitu Indian Ocean Dipole (IOD) positif.

Baca juga: Berdampak pada Cuaca di Indonesia, Kapan Puncak El Nino Terjadi?


Prediksi peneliti AS

Ancaman El Nino tidak hanya menghantui Indonesia, tetapi juga beberapa negara di belahan Bumi lainnya.

Ilmuwan Amerika Serikat (AS) memperkirakan bahwa El Nino bisa mengakibatkan 2024 menjadi tahun terpanas.

Dilansir dari BBC, para ilmuwan khawatir hal itu akan mendorong dunia melewati tonggak penting peningkatan pemanasan hingga 1,5 derajat Celsius.

Selama berbulan-bulan, para peneliti semakin yakin bahwa fenomena El Nino akan muncul di Samudra Pasifik.

"Ini meningkat sekarang, ada tanda-tanda dalam prediksi kami selama beberapa bulan, tetapi tampaknya akan mencapai puncaknya pada akhir tahun ini dalam hal intensitasnya," kata Adam Scaife, kepala prediksi jarak jauh di Met Office Inggris.

"Rekor baru untuk suhu global tahun depan pasti masuk akal. Itu tergantung seberapa besar El Nino terjadi. El Nino besar di akhir tahun ini, memberi peluang besar bahwa kita akan memiliki rekor baru, suhu global pada tahun 2024," lanjutnya.

Baca juga: Apa Itu El Nino dan IOD, 2 Fenomena Gangguan Iklim yang Terjadi Bersamaan pada Juni 2023?

Rekor di tahun 2016

Sebelumnya, fenomena El Nino pernah terjadi pada 1997 sampai dengan 1998.

Dampak saat itu menelan biaya lebih dari 5 triliun dolar Amerika Serikat dengan sekitar 23.000 kematian akibat badai dan banjir.

Pada 2016, fenomena El Nino juga kembali terjadi dan menyebabkan rekor terpanas.

BMKG mencatat, El Nino mulai berkembang pada 2018, 2009, 2006, dan 2004.

Baca juga: Penjelasan BMKG soal El Nino dan IOD di Indonesia, Apa Dampaknya?

Dampak El Nino di dunia

El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudra Pasifik tropis bagian tengah.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com