Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tewas Banjir di Libya Diyakini Akan Tembus 20.000 Orang

Kompas.com - 14/09/2023, 20:15 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Korban tewas akibat banjir besar yang melanda Kota Derna, Libya pada Minggu (10/9/2023) malam diyakini akan menembus 20.000 orang.

Banjir besar akibat badai Mediterania Daniel itu menyebabkan dua bendungan di Kota Derma runtuh.

Akibatnya, gelombang setinggi lebih dari 6 meter menyapu kota pelabuhan di timur negara itu.

"Situasinya sangat besar dan mengejutkan bagi kota Derna. Kami tidak mampu menghadapinya dengan kemampuan kami sebelum badai dan arus deras," kata Wali Kota Derna Abdel Moneim Al Ghaithi, dikutip dari NBC News.

"Bahkan jika kemampuannya hebat dan canggih, pemandangan yang kami lihat tidak dapat kami hadapi," sambungnya.

Baca juga: 5 Negara Diterjang Banjir dengan Ribuan Korban Jiwa, Ada Libya, AS, dan China

Setara dengan seperempat penduduk kota

Menurutnya, jumlah korban meninggal dunia di kota itu pada akhirnya bisa melebihi 20.000 orang, berdasarkan perkiraan mereka yang tinggal di daerah terdampak.

Jika perkiraan jumlah korban tewas lebih dari 20.000 itu benar, berarti sekitar seperlima penduduk kota tersebut meninggal dalam bencana ini.

Angka ini jauh lebih besar dari perkiraan sebelumnya yang memperkirakan jumlah korban mencapai 5.000 orang, dengan 10.000 orang belum ditemukan.

Kendati demikian, penghitungan angka pasti korban meninggal sangat sulit dilakukan.

Ini disebabkan oleh tingkat kehancuran dan keterbatasan infastruktur di wilayah tersebut.

Citra satelit menunjukkan besarnya kerusakan yang ditimbulkan oleh banjir. Seorang pejabat pemerintah memperkirakan 25 persen kota itu hancur atau hanyut.

Harapan untuk menemukan orang yang selamat telah memudar ketika operasi pembersihan dan pemulihan besar-besaran dimulai.

Baca juga: Banjir yang Porakporandakan Libya Jadi Bukti Ganasnya Perubahan Iklim

Bantuan berdatangan

Bantuan internasional perlahan-lahan mulai mencapai Kota Derna.

Al Ghaithi menuturkan, tim penyelamat juga telah tiba dari Mesir, Tunisia, Uni Emirat Arab, Turki, dan Qatar.

"Kami sebenarnya membutuhkan tim yang khusus menangani pemulihan jenazah. Saya hawatir kota ini akan terjangkit epidemi karena banyaknya mayat yang tertimbun reruntuhan dan di dalam air," ujarnya, dikutip dari Aljazeera.

Konvoi besar pemerintah dengan peralatan dari Libya barat telah tiba.

Patroli laut bekerja di sepanjang pantai untuk mencoba menemukan mayat-mayat yang terdampar.

Negara ini telah terpecah secara politik selama bertahun-tahun.

Namun, masih ada kesan bahwa operasi bantuan darurat internasional berjalan lambat, dengan perhatian terfokus pada gempa di Maroko.

Baca juga: Mengenal Badai Daniel, Penyebab Banjir Bandang di Libya yang Tewaskan 2.500 Orang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com