KOMPAS.com - Arah politik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) secara mengejutkan kini berubah.
Pasalnya, partai berlambang bola dunia yang dikelilingi 9 bintang itu menerima pinangan Partai Nasdem untuk menjadikan Ketum PKB Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden dari Anies Baswedan.
Anies-Muhaimin pun menjadi pasangan pertama yang mendeklarasikan diri sebagai capres-cawapres pada Pemilu 2024.
Baca juga: Menilik Safari Politik Prabowo, dari Megawati hingga Cak Imin
Padahal, PKB sebelumnya berada dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) bersama Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Golkar.
PKB bahkan menjadi salah satu inisiator Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang berubah nama menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Tak heran, PKB digadang-gadang mendapat jatah kursi bakal cawapres di Koalisi Indonesia Maju mendampingi Prabowo Subianto.
Dengan pendeklarasian Anies-Muhaimin, ini sekaligus menandakan bergabungnya PKB ke dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Baca juga: Profil Yenny Wahid, Sosok yang Diisukan Jadi Kandidat Kuat Cawapres pada Pemilu 2024
Berikut sejarah berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB):
Sejarah berdirinya PKB memang tak lepas dari Nahdlatul Ulama (NU).
Wacana pendirian PKB muncul ketika Presiden Soeharto lengser dari jabatannya pada 21 Mei 1998, sekaligus menandai era baru di Indonesia.
Peristiwa tersebut membuat banyak warga NU mengusulkan pembentukan partai politik kepada Perngurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang saat itu diketuai oleh Gus Dur, dikutip dari laman resmi PKB.
Menanggapi usulan itu, PBNU akhirnya mengadakan rapat harian pada 3 Juni 1998 dan menghasilkan keputusan pembentukan Tim Lima yang diketuai oleh KH Ma'ruf Amin dan bertugas untuk mendiskusikan aspirasi warga NU tersebut.
Tak hanya itu, PBNU juga membentuk Tim Asistensi yang diketuai oleh Arifin Djunaedi dengan anggota H Muhyiddin Arubusman, H M Fachri Thaha Ma'ruf, H Abdul Aziz, H Andi Muarli Sunrawa, H M Nasihin Hasan, H Lukman Saifuddin, Amin Said Husni, dan Muhaimin Iskandar.
Baca juga: Keanggotaan Partai Politik, Siapa yang Boleh Mendaftar?
Tim ini bertugas untuk membantu Tim Lima dalam proses inventarisasi dan merangkum usulan pembentukan parpol baru.
Pada 26 Juni 1998, mereka menggelar rapat untuk menyusun rencana awal pembentukan partai.