KOMPAS.com - Ikan kakatua atau Scaridae adalah ikan herbivora yang identik dengan tubuh warna-warni.
Ikan ini populer dikonsumsi di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Bahkan, di Polinesia, seperti dikutip dari National Geographic, ikan kakatua disajikan mentah dan sempat menjadi makanan khusus keluarga raja.
Kendati memiliki cita rasa enak dan gizi tinggi, masyarakat diimbau untuk tidak mengonsumsi ikan dengan nama lain parrotfish tersebut.
Dilansir dari laman Taman Nasional Teluk Cenderawasih, ikan kakatua merupakan kelompok besar spesies ikan laut yang menghuni perairan dangkal tropis dan subtropis di seluruh dunia.
Berpenampilan menarik dengan warna putih, hijau, atau biru, mereka hidup di terumbu karang, pantai karang, serta padang lamun.
Scaridae memiliki kepala yang agak bulat mirip dengan burung kakatua, sehingga disebut sebagai ikan kakatua.
Dengan rata-rata hidup sekitar 5-7 tahun, ikan kakatua dapat tumbuh hingga panjang mencapai 47 sentimeter.
Adapun ciri-ciri ikan kakatua, antara lain:
Saat muda, ikan kakatua akan berjenis kelamin betina dan memiliki warna keabu-abuan atau kecoklatan.
Namun, saat menginjak dewasa, jenis kelamin ikan kakatua akan berganti menjadi jantan dan corak warnanya berubah lebih kontras.
Baca juga: Ikan Kakatua Diimbau Tak Dimakan karena Berisiko, Apa Akibatnya?
Peneliti di Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ucu Yanu Abi memaparkan sejumlah peran ikan kakatua untuk ekosistem.
Peran ikan kakatua tersebut, antara lain:
Ucu menjelaskan, ikan kakatua berperan penting dalam mengontrol alga yang tumbuh di terumbu karang.