Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hendry Roris P Sianturi
Pengajar

Pengajar di Universitas Singaperbangsa Karawang, Lulusan Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia

Hegemoni Google dan Perpres "Publisher Right"

Kompas.com - 02/08/2023, 08:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

FRASA atau kata “Mbah Google” atau “Googling” seringkali terlontar dari mulut kita atau muncul di pikiran kita, saat berhadapan dengan ketidaktahuan.

Google menjadi ‘dewa baru’ atas budaya instan masyarakat, khususnya kaum urban, yang ingin mencari tahu tentang apapun dan di manapun. Termasuk mencari berita.

Frasa atau kata tersebut sudah terinternalisasi dalam rutinitas masyarakat Indonesia. Sadar atau tidak sadar, yang pertama kali kita lihat ketika menghidupkan telepon seluler (ponsel) adalah layanan-layanan google, seperti Google Chrome, Youtube, Gmail dan Maps.

Google memang memberikan banyak layanan yang membantu aktivitas warganet Indonesia, secara cuma-cuma alias gratis.

Mulai dari pertemuan virtual gratis, email gratis, tempat penyimpanan data gratis, buat kuesioner gratis, pencari lokasi gratis, nonton video gratis, penerjemah semua bahasa secara gratis, hingga penyedia aplikasi ponsel Android gratis.

Semua gratis. Dan kebetulan, kita senang gratis. Google menjadi representasi gratis. Konsekuensinya, kita harus merelakan seluruh data aktivitas dari bangun tidur hingga tidur lagi, terekam di Google.

Semuanya kita berikan secara sukarela. Setelah itu, data-data tersebut dirapikan dan bisa diolah Google menjadi komersil. Proses ini tampaknya terjadi alamiah. Hingga menciptakan hegemoni Google di Indonesia.

Hegemoni Google juga merasuk hingga bidang jurnalistik. Google bahkan mengubah ritme kerja jurnalistik media massa di Indonesia.

Semua perusahaan media massa, khususnya media online berlomba-lomba memproduksi berita sesuai selera Google. Selera publik jadi nomor selanjutnya.

Google juga berhasil mengendalikan teknis peliputan dan penulisan berita di media online. Caranya dengan menciptakan narasi,“terindeks halaman pertama Google”.

Intervensi halus ini sudah berlangsung lebih dari satu dekade di Indonesia. Tidak sampai di situ, Google juga berhasil menentukan agenda setting media online lewat Google Trends.

Berdasarkan observasi di beberapa media online, banyak proyeksi berita yang ditentukan redaksi media online, mengacu pada Google Trend.

Setiap pagi, redaksi akan melihat peristiwa atau isu yang lagi trending di Google. Setelah itu, media online tersebut akan melakukan produksi berita sesuai dengan peristiwa-peristiwa “trending” versi Google. Tujuannya, agar terindeks di halaman pertama Google.

Persoalannya, tidak ada media massa yang mengetahui persis, mekanisme menyusun algoritma Google, dalam menentukan isu yang sedang trending.

Terlepas dari itu harus diakui, kebanyakan media massa akhirnya tunduk terhadap algoritma yang ditentukan Google.

Google juga sukses menjadi situs agregator berita terbesar di Indonesia. Lewat notifikasi dari Google Chrome-nya di ponsel, Google sering mengirimkan tautan berita milik media massa.

Uniknya ketika kita klik tautan tersebut, kita tidak langsung terhubung ke website media massa tersebut. Justru, kita membaca berita tersebut di situs milik Google.

Coba saja klik tautan berita yang dikirim Google Chrome ke ponsel Anda. Atau coba cari topik berita yang Anda ingin baca melalui Google.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com