Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Cara Mencegah Bullying, Apa Saja?

Kompas.com - 27/07/2023, 18:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kasus perundungan atau bullying belakangan marak dan menghiasi sejumlah pemberitaan di Tanah Air.

Belum lama ini, seorang siswa SMP di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah nekat membakar sekolahnya lantaran sakit hati karena sering mendapat perundungan atau bullying dari teman-temannya.

Tak hanya karena sering di-bully teman-temannya, siswa tersebut juga merasa sakit hati lantaran tugas dan karya yang sudah ia kerjakan kurang mendapat apresiasi dari guru.

Dikutip dari laman Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPA) sejak 2011-2019 tercatat sebanyak 999 kasus anak menjadi korban perundungan di sekolah.

Sebanyak 574 anak di antaranya adalah laki-laki yang menjadi korban bullying, sedangkan 425 lainnya adalah anak perempuan.

Baca juga: INFOGRAFIK: Definisi Bullying, Penyebab, Dampak, dan Cara Mencegahnya

Baca juga: 5 Fakta Siswa MTs di Kotamobagu Tewas Setelah Di-bully Temannya

Lantas bagaimana cara untuk mencegah bullying pada anak?

9 cara mencegah bullying

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut cara mencegah anak terkena bullying terutama di lingkungan sekolah:

1. Pergi atau abaikan

Dikutip dari TodaysParent, strategi pergi atau abaikan adalah bagaimana cara melepaskan diri dari situasi yang sekiranya akan terjadi bullying.

Hal itu dilakukan karena pelaku bullying sering kali merundung anak-anak yang responsif.

Tenangkan pikiran jangan sampai terpancing perlakuan yang dapat memicu pelaku semakin merundung.

Baca juga: Ramai Influencer Rachel Venya Di-bully di Forum Daring, Benarkah Sudah Risiko Figur Publik?

2. Lantang bersuara

Ilustrasi pelaku bullying.Freepik Ilustrasi pelaku bullying.

Dengan lantang dan tegas dalam bersuara, seorang anak dapat membalikkan keadaan jika sedang tertimpa bullying.

Namun umumnya di saat-saat itu, anak akan merasa terpojokkan, sehingga sulit bagi mereka melakukannya.

Orangtua dapat membantu anak-anak bermain peran untuk mempersiapkan saat-saat seperti itu sehingga dapat terlatih dan terbiasa.

3. Berpura-pura bosan

Sering kali pelaku bullying hanya mencari kesenangan saja ketika ada anak yang merasa dipojokkan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com