Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Mengenang Jasa-jasa Maladi

Kompas.com - 11/07/2023, 06:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DI DALAM lembaran sejarah Republik Indonesia, nama Maladi tercatat dengan tinta emas sebagai Menteri Olahraga pertama, bahkan satu-satunya sepanjang sejarah kabinet Republik Indonesia yang juga sebagai olahragawan.

Maladi adalah penjaga gawang tim nasional sepakbola Indonesia.

Putra terbaik Indonesia kelahiran Surakarta itu juga merupakan tokoh wartawan RRI yang pertama memberitakan perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari rongrongan angkara murka kolonialisme Belanda dan sekutunya.

Namun sebagai seorang pembelajar dan pengajar musik, saya pribadi lebih mengenal dan mengenang pak Maladi sebagai seorang penggubah lagu Indonesia yang dalam keagungan setara dengan Ismail Marzuki, Gesang, WR Supratman, dan L. Manik.

Siapa tidak kenal lagu Di Bawah Sinar Bulan Purnama yang nota bene merupakan lagu favorit pak Harto?

Namun tidak banyak yang tahu bahwa lagu dengan melodi maha indah tersebut adalah ciptaan Maladi. Bahkan lagu Nyiur Hijau yang merdu mengalun menggetar sukma itu ternyata juga merupakan gubahan Maladi.

Lagu yang kerap diangkat sebagai lagu wajib Bintang Radio saat sayembara seriosa, yaitu Di Sela-Sela Rumput Hijau juga merupakan garapan Maladi.

Bagi saya pribadi, lagu dengan untaian nada dan lirik terindah yang pernah dibuat oleh manusia adalah Rangkaian Melati yang juga merupakan kreasi Maladi.

Tatkala sedang belajar dan mengajar seni musik di Jerman, melalui kakak kandung saya Paulus Hendrata, saya memperoleh manuskrip asli lagu-lagu ciptaan pak Maladi.

Ketika saya menampilkan aransemen lagu-lagu komposisi Maladi pada pianoforte, para guru besar komposisi musik saya di Jerman terkagum-kagum atas mahakarya Maladi.

Menurut mereka, dalam mutu estetikal berdiri sama tinggi duduk sama rendah dengan para Lieder mahakarya Schubert, Schumann, Brahms, Wolf.

Bahkan de facto Maladi lebih unggul dalam mampu mandiri menggubah lirik untuk lagu-lagu ciptaan dirinya sendiri.

Maladi yang serba bisa itu benar-benar merupakan tokoh Renaissance Nusantara abad XX.

Menurut keyakinan saya, setelah Ismail Marzuki resmi dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional yang berjasa dalam menciptakan mahakarya seni musik, maka Maladi juga layak diangkat menjadi Pahlawan Nasional atas jasa-jasa di bidang musik sebagai pencipta lagu, olahraga sebagai penjaga gawang timnas sepakbola Indonesia, kepemerintahan sebagai Menteri Olahraga pertama sekaligus sebagai jurnalis perjuangan RRI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com