Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Kasus Antraks di Gunungkidul: Warga Konsumsi Sapi yang Sudah Dikubur, 87 Orang Positif

Kompas.com - 06/07/2023, 14:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang warga di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, meninggal dunia setelah mengonsumsi daging sapi yang mati karena antraks.

Berdasarkan penelusuran lanjutan, puluhan warga lainnya dinyatakan positif antraks usai kontak langsung dengan hewan ternak itu.

"Satu orang dinyatakan meninggal positif antraks. Usianya 73 tahun," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawaty dikutip dari Kompas.com (4/7/2023).

Berikut sejumlah fakta terkait kasus antraks di Gunungkidul:

Baca juga: Kronologi Puluhan Warga di Gunungkidul Terkena Antraks

1. Kejadian awal Juni

Kasus warga Gunungkidul terkena antraks terungkap setelah Dinas Kesehatan menerima laporan adanya warga meninggal di RSUP Sardjito pada 4 Juni 2023.

Warga yang meninggal tersebut masuk rumah sakit pada tanggal 1 Juni 2023.

Artinya, kasus terjadi bukan saat pelaksanaan Idul Adha pada 29 Juni 2023 sebagaimana informasi yang banyak beredar di masyarakat.

"Dia (warga yang meninggal) ikut menyembelih dan mengkonsumsi. Sapinya kondisinya sudah mati lalu disembelih," kata Dewi.

2. Warga yang meninggal satu orang

Terkait adanya kasus antraks di Gunungkidul, Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto memastikan jumlah korban yang meninggal akibat antraks adalah satu orang.

Sementara dua warga lain yang meninggal menurutnya tidak diperiksa terkait antraks.

"Jumlah warga yang meninggal satu yang betul-betul kena antraks," kata Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto dikutip dari Kompas.com (5/7/2023).

Baca juga: Warga Meninggal Usai Makan Daging Sapi Positif Antraks, Kenali Ciri dan Gejalanya!

Penjelasan tersebut disampaikan Heru setelah sebelumnya Kementerian Kesehatan melaporkan adanya tiga warga kabupaten Gunungkidul meninggal dunia akibat antraks.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sidig Hery Sukoco mengatakan, dua orang yang meninggal juga mengonsumsi daging yang terkonfirmasi antraks.

Meski demikian tidak ada konfirmasi diagnosis yang mengarah ke antraks karena tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium.

"Satu antraks hasil konfirmasi dari laboratorium (RSUP) Sardjito, yang dua tidak ada diperiksa laboratorium antraks," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com