Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Penyakit Antraks yang Menewaskan Warga Gunungkidul

Kompas.com - 06/07/2023, 10:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Seorang warga di Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta meninggal dunia karena terkonfirmasi terkena antraks.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty menyatakan, merujuk pada laporan yang masuk ke dirinya, baru ada satu warga yang meninggal.

"Satu orang dinyatakan meninggal positif antraks. Usianya 73 tahun," kata Dewi dilansir dari Kompas.com, Selasa (4/7/2023).

Selain itu, diketahui ada puluhan warga yang dinyatakan positif antraks. Dari hasil pemeriksaan menyatakan 85 warga positif antraks, dan yang bergejala 18 orang. 

Baca juga: Kronologi Puluhan Warga di Gunungkidul Terkena Antraks

Lantas apa itu antraks?

Mengenal antraks

Dikutip dari Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, antraks merupakan penyakit bakterial bersifat menular akut pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh bakteri zoonosis bernama Bacillus anthracis.

Antraks sendiri bermakna “batubara” dalam bahasa Yunani, istilah ini digunakan karena kulit para penderita akan berubah menjadi warna hitam.

Penyakit ini umumnya menyerang hewan herbivora, seperti sapi, kambing, domba, dan lainnya, serta dapat menular ke manusia.

Bakteri antraks dapat tumbuh di dalam tubuh dan menjadi spora jika berada di luar tubuh saat kontak atau tertiup udara.

Spora bakteri penyebab antraks ini diketahui mampu bertahan sampai puluhan tahun di tanah dan hanya mati oleh pemanasan pada suhu 100 derajat celsius selama 20 menit atau pemanasan kering dengan suhu 140 derajat celsius selama 30 menit.

Bahkan, hewan atau spesimen antraks yang telah membusuk maupun yang dikeringkan bertahun-tahun masih dapat dinyatakan positif penyakit tersebut.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Wabah Antraks Serang Rusia, 62 Orang Meninggal

Gejala hewan terkena antraks

Dilansir dari Balai Besar Veteriner Wates, ternak yang terserang antraks umumnya mengalami gejala demam tinggi pada awal terinfeksi.

Kemudian setelahnya akan mengalami gelisah, kesulitan bernapas, kejang, rebah, dan kematian.

Selain itu, sering ditemukan gejala adanya darah yang keluar dari lubang-lubang tubuh seperti hidung, mulut, telinga, dan anus.

Gejala lainnya yakni terjadi pembengkakan pada area tubuh tertentu seperti leher, dada, abdomen (perut), dan sekitar kelamin.

Kendati demikian, terkadang ternak dapat mati mendadak tanpa adanya gejala klinis yang ditunjukkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com