Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pihak SMP di Temanggung Sebut Siswa Bakar Sekolah Caper, Serikat Guru: Tak Paham Kondisi Psikologis

Kompas.com - 02/07/2023, 09:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) buka suara soal tindakan siswa SMP di Temanggung, Jawa Tengah yang membakar sekolahnya sendiri pada Selasa (27/6/2023).

Diberitakan Kompas.com, Kamis (29/6/2023), siswa berinisial R (14) tersebut mengaku sakit hati karena sering menerima perundungan dari teman-teman dan beberapa guru.

"Rasa sakit hati, akumulasi ini maka dia merencanakan untuk membakar sekolah," ujar Kapolres Temanggung AKBP Agus Puryadi dalam konferensi pers, Rabu (28/6/2023).

Kepala SMP Negeri 2 Pringsurat, Bejo Pranoto mengatakan, R diketahui sebagai siswa yang sering mencari perhatian guru.

"Saat melakukan kesalahan dan dipanggil oleh guru, dia sering kali berpura-pura muntah atau bahkan kesurupan," ujar Bejo.

Ketua Dewan Pakar FSGI Retno Listyarti menegaskan, pihak sekolah tidak memahami kondisi psikologis R yang masih anak-anak.

"Tampak bahwa sekolah tidak memahami kondisi psikologis R," tutur Retno dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Sabtu (1/7/2023).

Menurut dia, pernyataan sekolah justru terus menyudutkan R dengan menyebutnya sebagai anak yang cari perhatian alias caper.

"Padahal, muntah bisa jadi merupakan dampak stres yang dialami R, karena orang yang stres umumnya mengalami masalah dengan pencernaan," kata dia.

"Orang yang stres terkadang juga kesurupan, seolah melihat makhluk lain," lanjut Retno.

Baca juga: Jadi Tersangka, Ini 5 Fakta Siswa Bakar Sekolah di Temanggung


Sekolah sebenarnya bisa bantu anak pulih

Retno melanjutkan, anak yang mengalami perundungan atau bullying di sekolah, umumnya dapat mengatasi rasa tertekan secara psikis jika ada dukungan dari keluarga.

Sistem pendukung yang baik mampu membuat anak-anak dapat mengelola emosi, di bawah bimbingan dan perhatian orangtua.

"Kalau pihak sekolah juga mampu menangani tindak kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah dengan tepat, maka para korban akan pulih," terang Retno.

Dengan demikian, para pelaku perundungan akan menyadari kesalahan dan tidak mengulanginya kembali.

FSGI pun mengecam segala bentuk kekerasan yang dilakukan siapa saja, termasuk dengan dalih mendisiplinkan anak.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com