Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Pelatih PSG Ditangkap Polisi, Diduga Kasus Rasialisme

Kompas.com - 02/07/2023, 06:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pelatih Paris Saint-Germain (PSG) Christophe Galtier berurusan dengan hukum usai ditangkap kepolisian Nice, Perancis, Jumat (30/6/2023).

Merujuk laporan Associated Press, Galtier telah ditahan setelah ditangkap berkaitan dengan penyelidikan atas tuduhan rasialisme.

Pelatih berusia 56 tahun tersebut diduga melakukan rasialisme kepada pemain muslim ketika ia masih menukangi klub Ligue 1, OGC Nice.

Atas tuduhan itu, Galtier akan diadili di Nice pada 15 Desember 2023 dan terancam hukuman maksimal 3 tahun penjara jika terbukti bersalah.

Baca juga: Pelatih PSG Masuk Tahanan Polisi Atas Dugaan Rasialisme

Baca juga: Pelatih PSG Terancam 3 Tahun Penjara, Luis Enrique Jadi Pengganti

Pelatih PSG diduga lakukan rasialisme

Sementara Al Jazeera melaporkan, polisi turut mengamankan putra Galtier, yaitu John Valovic Galtiter, atas tuduhan yang sama.

Keduanya telah diinterogasi sebagai bagian dari penyelidikan dugaan rasialisme yang dilakukan Galtier ketika menjadi pelatih Nice.

Kasus rasisme menjerat Galtier ketika sebuah email dari mantan Direktur Olahraga Nice Julien Fournier bocor ke media pada April 2023 lalu.

Dalam email itu, Fournier menyebut sang pelatih tidak suka melatih Nice pada musim 2021-2022 karena banyak pemain Muslim dan kulit hitam.

"Ia (Galtier) mengatakan kepada saya bahwa saya harus memperhitungkan realitas kota dan akibatnya kita tidak boleh memiliki banyak orang kulit hitam dan Muslim dalam tim," kata Fournier.

Baca juga: Pelatih PSG Masuk Tahanan Polisi Atas Dugaan Rasialisme

Galtier disebut ingin batasi jumlah pemain Muslim

Lebih lanjut, Fournier juga mengatakan bahwa Galtier mempunyai rencana untuk mengubah susunan tim.

Imbas dari perubahan tersebut, jumlah maksimal pemain Muslim dalam tim akan dibatasi.

Meski tuduhan rasisme berangkat dari email yang bocor, baik Fournier dan Galtier sama-sama sudah meninggalkan Nice tahun lalu.

Keduanya bekerja sama di Les Aiglons selama semusim namun mereka mempunyai hubungan yang sangat buruk.

Baca juga: Rasialisme Kebahasaan di Indonesia Sebuah Fenomena Gunung Es yang Semakin Besar

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com