Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Tragedi Bintaro 1987, Kecelakaan Kereta Terbesar di Indonesia

Kompas.com - 09/06/2023, 14:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kecelakaan dua kereta api terjadi di daerah Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, pada tanggal 19 Oktober 1987. 

Tabrakan terjadi antara Kereta Api (KA) 225 Merak dengan Kereta Api (KA) 220 Rangkas yang menewaskan 156 penumpang. Peristiwa tersebut menjadi musibah terburuk dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia.

Iwan Fals merekam peristiwa kelabu itu dalam lagu berjudul "1910", dan lagu "Masih Ada Waktu" merupakan komposisi yang ditulis Ebiet G. Ade untuk peristiwa tersebut. 

“Apa kabar kereta yang terkapar di Senin pagi. Di gerbongmu ratusan orang yang mati. Hancurkan mimpi bawa kisah. Air mata… air mata... Sembilan belas Oktober tanah Jakarta berwarna merah...,” tulis Iwan Fals.

Baca juga: Kecelakaan Kereta di India: Kronologi, Penyebab, dan Jumlah Korban

Kronologi kecelakaan Tragedi Bintaro

Dikutip dari Harian Kompas tanggal 20 Oktober 1987, Kereta Api 220 Rangkas tujuan Tanah Abang-Merak berangkat dari Stasiun Kebayoran pada Senin, 19 Oktober 1987 pagi.

Dari arah berlawanan, KA 225 Merak jurusan Rangkasbitung-Tanah Abang melaju dari Stasiun Serpong.

Kedua kereta sama-sama menuju Stasiun Sudimara. Kesalahan komunikasi membuat masinis kedua stasiun tidak mengetahui ada KA lain yang tengah berada di rel yang sama.

Begitu kedua kereta mendekat, pihak Stasiun Sudimara berusaha mengubah jalur KA 225. Namun, masinis tidak melihat tanda tersebut.

Saat itu, KA 225 Merak meluncur dengan kecepatan 30 kilometer per jam di rel yang melintasi kompleks Perumahan Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Banten.

Sementara KA 220 Rangkas melaju di kecepatan 25 kilometer per jam di perlintasan Pasar Ulujami.

Lokasi kecelakaan yang berada di tikungan juga menyebabkan kedua masinis di kereta itu tidak saling melihat. Akibatnya, kecelakaan tidak bisa dihindari.

Kedua lokomotif BB303 16 (KA 220) dan BB306 16 (KA 225) bertabrakan dengan keras di Pondok Betung, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten pukul 06.45 WIB.

Kereta baru bisa berhenti sekitar 200 meter dari lokasi tabrakan setelah direm mendadak.

Kondisi ini menyebabkan setengah lokomotif KA 220 tertindih gerbong KB3-65 601 yang berada persis di belakangnya.

Baca juga: Penyebab Konflik Sampit 2001, Kerusuhan antara Suku Dayak dan Madura

Halaman:

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com