Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Matahari Bercincin di Langit Sukabumi, Berbahayakah? Ini Kata BRIN

Kompas.com - 19/02/2023, 16:15 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fenomena Matahari bercincin yang menghiasi langit Sukabumi, Jawa Barat ramai menjadi perbincangan di media sosial.

Fenomena tersebut berhasil terekam kamera ponsel dan diunggah oleh akun Instagram ini, Sabtu (18/2/2023).

"Fenomena matahari cincin di langit Sukabumi. kalian ada yang liat juga?" tulis pengunggah.

Tampak dalam video, Matahari bersinar terang di tengah-tengah langit biru. Tak biasa, Matahari terlihat dikelilingi cahaya putih menyerupai cincin.

Video ini pun menarik perhatian warganet hingga menuai lebih dari 34.000 tayangan pada Minggu (19/2/2023) siang.

Baca juga: Melihat Fenomena Halo Matahari di Surabaya, Apa yang Terjadi?

Lantas, fenomena apa itu?


Fenomena Halo Matahari

Peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang menjelaskan, fenomena Matahari bercincin dalam video disebut sebagai Halo Matahari.

Dia menerangkan, Halo Matahari adalah fenomena meteorologi berupa pelangi yang berbentuk satu lingkaran penuh.

"Fenomena ini biasanya disebabkan oleh pembiasan sinar Matahari oleh awan ataupun kristal es yang ada di lapisan stratosfer, seperti awan sirus," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Minggu.

Lapisan stratosfer berada di ketinggian antara 10-15 kilometer di atas permukaan Bumi, jauh lebih tinggi dari lapisan troposfer, lapisan terdekat dengan permukaan Bumi.

Baca juga: Mengapa Seseorang Bisa Pingsan di Bawah Terik Matahari?

Fenomena matahari bercincin terlihat di langit Sulawesi Utara sejak 1 September 2014.Kompas.com/Ronny Adolof Buol Fenomena matahari bercincin terlihat di langit Sulawesi Utara sejak 1 September 2014.

Menurut Andi, apabila awan yang membiaskan sinar Matahari berada di troposfer, maka bentuk pelangi akan terpotong menjadi setengah lingkaran.

"Itulah yang kita lazim lihat sebagai pelangi, karena bentuknya busur setengah lingkaran," lanjut dia.

Sebab, semakin tinggi awan atau partikel pembias sinar Matahari, bentuk pelangi yang dihasilkan pun akan semakin utuh.

Biasanya, fenomena Halo Matahari akan bertahan antara satu hingga tiga jam, tergantung pada seberapa rendah suhu di lapisan stratosfer.

Baca juga: 10 Cara Mengatasi Kulit Belang karena Terbakar Matahari

Semakin dingin suhu, akan semakin lama pula partikel pembias seperti awan sirus membiaskan sinar Matahari, sehingga Halo Matahari bisa bertahan lebih lama.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com