Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Syafbrani ZA
Penulis dan Konsultan Publikasi

Penulis Buku diantaranya UN, The End..., Suara Guru Suara Tuhan, Bergiat pada Education Analyst Society (EDANS)

Jeritan Anak: Habis Etilen Glikol, Terbitlah Nitrogen Ngebul

Kompas.com - 18/01/2023, 10:29 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KASUS Gangguan Ginjal Akut Pada Anak (GGAPA) menjadi salah satu tragedi yang mewarnai perjalanan bangsa di sepertiga akhir tahun 2022.

Meskipun beberapa bulan sejak kasus ini mencuat, pemerintah berhasil menghentikan hadirnya kasus baru yang sebelumnya sempat sangat melaju. Tidak tanggung-tanggung, dampak dari kasus ini telah menyebabkan ratusan anak meninggal dunia.

Duka ini tentu tidak bisa disubtitusi dengan ‘sekadar’ memusnahkan obat yang terindikasi tercemar senyawa tertentu dan melahirkan para tersangka.

Pemerintah, dalam hal ini di antaranya Kementerian Kesehatan, BPOM, dan lembaga terkait harus menjadikan kasus ini sebagai momentum untuk selalu optimal menjalankan fungsinya.

Mulai dari pencegahan, pengawasan, sampai pada titik akhir, yaitu hukuman yang memberikan efek jera.

Keberadaan senyawa Etilen Glikol/Dietilen Glikol (EG/DEG) yang melebihi ambang batas pada obat-obatan yang dikonsumsi anak, menambah catatan kepiluan kita akan fakta hilangnya rasa kemanusian para pelaku.

Obat yang seharusnya berfungsi sebagai penyembuh, namun diubah khasiatnya sehingga menjadi pembunuh.

Hadirnya para pelaku ini — baik dilakukan secara sengaja atau tidak — bisa dicegah jika setiap jalur peredaran obatnya diawasi dengan baik. Bahkan pencegahannya bisa dimulai sebelum kehadiran bahan baku obat.

Artinya ketika kita saling abai dalam menjalankan fungsinya. Baik pemerintah, industri obat-obatan, serta masyarakat selaku konsumen.

Dapat dipastikan berdampak pada munculnya kasus-kasus baru yang sangat berpotensi merugikan masyarakat. Dan berujung maut kembali.

Pastinya belum reda kesedihan serta ingatan kita terkait nestapa GGAPA ini, sekarang keberlangsungan hidup anak-anak kita kembali terancam dengan hadirnya jajanan yang disensasikan dengan liquid nitrogen (nitrogen cair).

Kasus yang bermula dari laporan terkait adanya siswa SD mengalami keracunan usai menikmati jajanan yang mengepulkan asap tersebut masih menjadi perbincangan.

Pemerintah, meskipun terlambat (lagi), namun per 6 Januari 2023, telah mengeluarkan edaran tentang pengawasan terhadap penggunaan nitrogen cair pada produk pangan siap saji. Melalui edaran ini dijelaskan juga dampak nitrogen cair pada makanan yang dikonsumsi.

Di antara dampak tersebut adalah radang dingin dan luka bakar pada jaringan lunak, memicu kesulitan bernapas yang parah, dan menyebabkan tenggorokan terasa seperti terbakar.

Bahkan, dampak terparahnya bisa menyebabkan kerusakan internal organ tubuh. Akhirnya, bukan tidak mungkin akan menimbulkan korban jiwa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com