Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Syafbrani ZA
Penulis dan Konsultan Publikasi

Penulis Buku diantaranya UN, The End..., Suara Guru Suara Tuhan, Bergiat pada Education Analyst Society (EDANS)

Jeritan Anak: Habis Etilen Glikol, Terbitlah Nitrogen Ngebul

Kompas.com - 18/01/2023, 10:29 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Meskipun jumlah kasus yang dilaporkan tidak sebanyak kasus GGAPA, tetapi melihat realitas viral dan larisnya jajanan ini harus menjadi perhatian bersama untuk kemudian direspons segera. Sebelum semuanya terlanjur terlambat.

Apalagi jika dikorelasikan dengan kondisi masyarakat sebagaimana yang pernah dirilis tim jurnalisme data Kompas akhir tahun 2022 bahwa 68 persen tidak mampu mengonsumsi makanan bergizi.

Potret anak-anak yang demikian ini persis seperti pepatah ‘sudah jatuh tertimpa tangga pula.’ Organ-organ pencernaannya tidak hanya disusupi senyawa-senyawa berbahaya, ketahanan tubuh dan aktivasi otaknya bisa bertambah rapuh ketika asupan yang diberikan jauh dari standar gizi harian.

Padahal, di saat yang sama kita sedang berkoar membangun cita-cita besar. Melahirkan generasi emas, generasi cerdas dan berkarakter.

Oleh karena itu, dua hal ini harus segera disejalankan. Upaya untuk menciptakan anak-anak Indonesia agar terbebaskan dari asupan makanan yang berbahaya juga harus diiringi dengan usaha mencukupi gizi pangannya.

Selanjutnya, edukasi yang diberi harus disejalankan dengan pengawasan teratur. Himbauan saja tidak cukup, apalagi ketika kondisinya sudah darurat.

Perlu langkah-langkah taktis yang simultan dan berkelanjutan. Bukan hanya menunggu kasusnya datang.

Bayangkan saja, ketika ada perusahaan besar yang notabene karyawannya adalah orang-orang berpendidikan, tapi tetap saja kita masih kecolongan atas beredarnya obat-obatan yang tercemar zat berbahaya.

Nah, bagaimana dengan para penjual jajanan anak yang di antaranya memiliki pengetahuan terbatas tentang kandungan isi makanan yang dijualnya?

Begitu juga halnya dengan jajanan di sekolah. Jika di sekolah saja jajanan di kantin-kantin itu masih belum terverifikasi aman, bagaimana kita berharap jajanan yang terpajang di pinggir-pinggir jalan bisa menyehatkan?

Agaknya, pemerintah dengan segala kementerian atau lembaga terkaitnya sedang memiliki berjibun agenda kerja. Belum lagi ditambah kondisi tahun politik yang kadang banyak pesan-pesan politis harus ditunaikan.

Hingga, persoalan keamanan, kenyamanan, dan masa depan anak agak sedikit tersisihkan. Tertutupi oleh isu dan persoalan lain yang dianggap lebih prioritas dan prestisius.

Maka, di tengah kondisi yang demikian, sebenarnya kita masih memiliki harapan pada dua entitas yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan anak. Keluarga dan sekolah.

Selain terus berikhtiar untuk menyiapkan makanan bergizi di rumah, sudah saatnya para orangtua menjadi role model bagi anak-anaknya untuk tidak terjebak dengan gaya hidup yang di antaranya berwujud pada menu-menu makanan.

Mengikuti atraksi-atraksi dalam melahap makanan kekinian. Tidak peduli santapannya itu miskin gizi dan membawa bibit penyakit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Tren
Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com