KOMPAS.com - Perayaan Natal selalu identik dengan kehadiran Sinterklas atau Sinterklaas dan Santa Claus.
Kedua sosok tersebut sering kali ditampilkan ketika perayaan Natal di gereja, pusat perbelanjaan, termasuk taman bermain.
Sinterklas dan Santa Claus digambarkan sebagai karakter berpakaian serba merah, berperwakan gendut, dan berjenggot.
Keduanya juga membawa kantong berisi hadiah untuk dibagikan kepada anak-anak sebelum atau ketika Natal tiba.
Meski Sinterklas dan Santa Claus kadung menjadi tokoh khas Natal, ternyata keduanya mempunyai latar belakang sejarah yang berbeda.
Baca juga: 7 Promo Makanan Saat Natal 2022, Ada Dominos Pizza hingga Richeese Factory
Baca juga: Syarat Terbaru Vaksinasi untuk Naik Kereta pada Libur Natal dan Tahun Baru
Berikut perbedaan antara Sinterklas dan Santa Claus yang serupa tapi ternyata tidak sama.
Membahas latar belakang sejarahnya, ternyata penyebutan Sinterklas sudah ada lebih dulu sebelum Santa Claus.
Dilansir dari National Geographic, kehadiran Sinterklas tidak bisa dilepaskan dari Santo Nikolas atau Saint Nicholas.
Sosok tersebut diperkirakan lahir di Yunani pada 280 M atau sekitar akhir abad ketiga.
Perjalanan hidup Santo Nikolas berlanjut menjadi uskup di sebuah kota kecil Romawi yang dinamakan Myra.
Baca juga: Misa Natal di Gereja Katedral Jakarta: Jadwal, Cara Daftar, dan Kapasitas Umat
Jika membahas perawakan Santo Nikolas seperti apa, sosok ini sebenarnya tidaklah gendut seperti yang dikenal orang seperti sekarang.
Perawakannya justru kurus dan ia dikenal akan keberaniannya melawan penganiayaan besar pada tahun 303.
Pada saat itu, para pastur menghadapi kesusahan karena diberikan pilihan untuk meninggalkan Kekristenan atau dieksekusi.
Karena keberaniannya melawan masa penganiayaan ini, Santo Nikolas akhrinya dilemparkan ke penjara.
Baca juga: Mulai Hari Ini, Berikut Jadwal Pembatasan Angkutan Barang Saat Libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023