Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Minum Kopi Bisa Bikin Perut Mulas sampai Diare

Kompas.com - 17/10/2022, 06:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, ada yang mengawali pagi dengan secangkir kopi sebelum beraktivitas. Namun di sisi lain, kopi juga dapat membuat perut mulas sehingga memicu diare bagi yang tidak terbiasa. 

Dilansir dari Patient, 14 Oktober 2021, kopi diketahui dapat merangsang sistem pencernaan. Para peneliti berpendapat bahwa ada berbagai alasan terkait hal itu.

Salah satu faktor yang diyakini adalah kandungan kafein yang tinggi dalam kopi, dibandingkan dengan minuman panas lainnya seperti teh.

"Kopi adalah salah satu dari banyak zat makanan yang tinggi kafein, dan kafein dalam kopi dapat menyebabkan gejala usus yang dialami," kata ahli diet terdaftar dari City Dietitians di London, Dr Bridgette Wilson.

"Makanan umum lainnya yang juga tinggi kafein termasuk teh, minuman energi, minuman cola, dan cokelat hitam," sambungnya.

Baca juga: Benarkah Minum Kopi Bisa Menyebabkan Perut Kembung?


Efek kafein pada kopi

Ilustrasi kopi hitamUNSPLASH/Erick Chévez Ilustrasi kopi hitam

Berbagai penelitian mendukung teori bahwa kafein memiliki efek pencahar.

Dalam satu studi, peneliti memberi peserta air atau bubuk kafein yang dilarutkan dalam air dan mengukur fungsi anorektal mereka.

Hasilnya menunjukkan bahwa mengonsumsi kafein menyebabkan kontraksi sfingter anal yang lebih kuat dan keinginan yang meningkat untuk buang air besar.

"Kafein ini adalah stimulan gastrointestinal yang berarti mempercepat peristaltik (kontraksi otot yang menggerakkan makanan melalui saluran pencernaan)," kata ahli diet terdaftar Caroline Bletcher.

Oleh karena itu, lanjut dia, mengakibatkan gejala seperti diare dan kram perut.

Namun, penelitian juga menunjukkan bahwa mungkin ada faktor lain yang berperan juga.

Baca juga: Sarapan Dulu atau Minum Kopi Dulu, Mana yang Lebih Baik?

Halaman:

Terkini Lainnya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com