Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Silvanus Alvin
Dosen

Silvanus Alvin adalah dosen di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan penulis buku Komunikasi Politik di Era Digital: dari Big Data, Influencer Relations & Kekuatan Selebriti, Hingga Politik Tawa.

Peran Akademisi dalam Bela Negara

Kompas.com - 12/08/2022, 11:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PEMERINTAH saat ini tengah mendorong upaya menumbuhkan rasa cinta Tanah Air kepada generasi muda. Salah satu cara untuk mewujudkan hal itu dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) dan Kementerian Pertahanan (Kemhan) dalam sebuah upaya kolaborasi. Kolaborasi tersebut melahirkan Program Bela Negara.

Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL-Dikti) Wilayah III meneruskan kebijakan tersebut, dengan cara menggandeng Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan (Badiklat Kemhan) dalam rangka melaksanakan pelatihan dosen selaku fasilitator bela negara. Terdapat 100 dosen di LL-Dikti Wilayah III yang terlibat dalam pelatihan tersebut.

Universitas Multimedia Nusantara (UMN) turut mendukung program tersebut dan mengirimkan empat dosennya sebagai peserta pelatihan. Tujuan utama dari pelatihan tersebut adalah menjadikan dosen sebagai fasilitator bagi mahasiswa yang hendak melakukan pertukaran mahasiswa dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Baca juga: Pengertian dan Nilai-nilai Bela Negara

Peran dosen selaku akademisi menjadi penting, karena di era globalisasi dan perkembangan teknologi yang kian cepat memberi dampak tidak langsung bagi generasi muda. Menurut Joseph S Nye (2004), saat ini terdapat ancaman dari kekuatan halus atau tidak kasat mata (soft power), yang perlahan tapi pasti dapat menghegemoni kelompok lebih lemah.

Salah satu contoh soft power di era ini ialah fenomena Korean Wave, di mana ada kelompok tertentu yang fanatik terhadap produk budaya dari negeri ginseng ketimbang mencintai produk budaya Tanah Air.

Tentunya kita berharap generasi penerus bangsa ini tidak melupakan budaya asal. Maka dari itu, akademisi perlu membentengi generasi muda dari ancaman soft power yang ada.

Ancaman itu pula yang menjadi salah satu alasan keterlibatan akademisi dalam Program Bela Negara. Seluruh akademisi sebaiknya menjadi motor dalam menanam dan menumbuhkan nilai-nilai bela negara.

Terdapat lima nilai bela negara yaitu rasa cinta Tanah Air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan kemampuan awal bela negara.

Amanat untuk menyebarluaskan bela negara ini sudah tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat 3 di mana tertulis bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Pasal tersebut juga kembali dipertegas di Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, tepatnya di Pasal 68 dan di Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Pertahanan Negara.

Dalam praktik bela negara, masing-masing individu di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diharapkan untuk menjalankan hidup dengan berintegritas. Bagi pucuk pimpinan, bila memiliki rasa bela negara, maka rakyat tidak akan dihadapkan dengan pemberitaan korupsi maupun aksi kriminal lainnya.

Sementara, bagi rakyat yang dapat berprestasi membanggakan bangsa, maka termasuk dalam perwujudan bela negara.

Keterampilan bela negara

Pelatihan bela negara yang diterima para akademisi berlangsung selama empat hari tiga malam. Tiap kegiatan disusun sedemikian rupa memiliki makna yang dapat dipelajari.

Salah satunya terkait dengan sesi makan bersama. Para akademisi diwajibkan makan serentak dan harus makan bersama-sama. Tidak boleh ada satupun yang tertinggal. Dari kegiatan makan ini saja tampak jelas makna yang dapat dipetik adalah semangat gotong royong.

Dalam melatih keterampilan bela negara, penting untuk menerapkan konsep andragogi atau proses pembelajaran dengan melibatkan pengalaman. Oleh sebab itu, dilakukan melalui permainan lapangan atau outbond.

Terdapat 10 permainan yang dipersiapkan, tapi para peserta hanya memainkan lima permainan yakni jembatan tali dua, jembatan tali tiga, jaring laba-laba, traffic jam, dan bintang piramida.

Baca juga: 4 Bentuk Upaya Bela Negara Menurut Undang-undang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com