Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peran Akademisi dalam Bela Negara

Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL-Dikti) Wilayah III meneruskan kebijakan tersebut, dengan cara menggandeng Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan (Badiklat Kemhan) dalam rangka melaksanakan pelatihan dosen selaku fasilitator bela negara. Terdapat 100 dosen di LL-Dikti Wilayah III yang terlibat dalam pelatihan tersebut.

Universitas Multimedia Nusantara (UMN) turut mendukung program tersebut dan mengirimkan empat dosennya sebagai peserta pelatihan. Tujuan utama dari pelatihan tersebut adalah menjadikan dosen sebagai fasilitator bagi mahasiswa yang hendak melakukan pertukaran mahasiswa dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Peran dosen selaku akademisi menjadi penting, karena di era globalisasi dan perkembangan teknologi yang kian cepat memberi dampak tidak langsung bagi generasi muda. Menurut Joseph S Nye (2004), saat ini terdapat ancaman dari kekuatan halus atau tidak kasat mata (soft power), yang perlahan tapi pasti dapat menghegemoni kelompok lebih lemah.

Salah satu contoh soft power di era ini ialah fenomena Korean Wave, di mana ada kelompok tertentu yang fanatik terhadap produk budaya dari negeri ginseng ketimbang mencintai produk budaya Tanah Air.

Tentunya kita berharap generasi penerus bangsa ini tidak melupakan budaya asal. Maka dari itu, akademisi perlu membentengi generasi muda dari ancaman soft power yang ada.

Ancaman itu pula yang menjadi salah satu alasan keterlibatan akademisi dalam Program Bela Negara. Seluruh akademisi sebaiknya menjadi motor dalam menanam dan menumbuhkan nilai-nilai bela negara.

Terdapat lima nilai bela negara yaitu rasa cinta Tanah Air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan kemampuan awal bela negara.

Amanat untuk menyebarluaskan bela negara ini sudah tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat 3 di mana tertulis bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Pasal tersebut juga kembali dipertegas di Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, tepatnya di Pasal 68 dan di Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Pertahanan Negara.

Dalam praktik bela negara, masing-masing individu di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diharapkan untuk menjalankan hidup dengan berintegritas. Bagi pucuk pimpinan, bila memiliki rasa bela negara, maka rakyat tidak akan dihadapkan dengan pemberitaan korupsi maupun aksi kriminal lainnya.

Sementara, bagi rakyat yang dapat berprestasi membanggakan bangsa, maka termasuk dalam perwujudan bela negara.

Keterampilan bela negara

Pelatihan bela negara yang diterima para akademisi berlangsung selama empat hari tiga malam. Tiap kegiatan disusun sedemikian rupa memiliki makna yang dapat dipelajari.

Salah satunya terkait dengan sesi makan bersama. Para akademisi diwajibkan makan serentak dan harus makan bersama-sama. Tidak boleh ada satupun yang tertinggal. Dari kegiatan makan ini saja tampak jelas makna yang dapat dipetik adalah semangat gotong royong.

Dalam melatih keterampilan bela negara, penting untuk menerapkan konsep andragogi atau proses pembelajaran dengan melibatkan pengalaman. Oleh sebab itu, dilakukan melalui permainan lapangan atau outbond.

Terdapat 10 permainan yang dipersiapkan, tapi para peserta hanya memainkan lima permainan yakni jembatan tali dua, jembatan tali tiga, jaring laba-laba, traffic jam, dan bintang piramida.

Salah satu yang menarik adalah permainan melewati jembatan dua tali. Permainan jenis ini bertujuan untuk mengkombinasikan intelegensia dengan fisik dan mental. Seorang akademisi secara umum dianggap sudah memiliki kualifikasi pengetahuan di atas rata-rata, tapi dari sisi fisik dan mental yang perlu dikembangkan.

Dengan demikian, permainan ini jadi momentum untuk menegur para akademisi agar menyeimbangkan intelektualitas dengan kebugaran fisik. Sementara dari sisi mental, para anggota dituntut untuk menyemangati satu dengan yang lainnya.

Pelajaran lainnya yang dapat dipetik dari permainan keterampilan bela negara adalah pengenalan diri sendiri dan orang lain. Di sisi lain, permainan ini juga memperlihatkan siapa yang memiliki jiwa pemimpin dan jadi kesempatan untuk saling memperteguh komunikasi kelompok sehingga meningkatan persatuan.

Program Bela Negara bukan berarti membuat generasi muda siap angkat senjata. Apalagi, program bela negara bukanlah doktrinisasi TNI, melainkan sebagai upaya untuk mempersiapkan fondasi atau ruh cinta negara.

Peran akademisi menjadi penting untuk membakar semangat cinta Tanah Air generasi muda. Salam Bela Negara!

https://www.kompas.com/tren/read/2022/08/12/114610365/peran-akademisi-dalam-bela-negara

Terkini Lainnya

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut sebagai Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut sebagai Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke