Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Apa Itu Program Bayi Tabung

Kompas.com - 03/06/2022, 17:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kehadiran buah hati merupakan salah satu hal yang diinginkan oleh sebagian besar pasangan suami istri setelah menikah.

Sayangnya, tidak semua bisa dengan mudah mendapatkan keturunan.

Ada banyak alasan yang melatarbelakangi, misalnya masalah ketidaksuburan yang dialami oleh salah salah satu pasangan, masalah kesehatan organ reproduksi, dan lain sebagainya

Hal ini tentu akan membuat proses mendapatkan keturunan menjadi sedikit lebih sulit.

Salah satu cara yang banyak dipilih oleh pasangan untuk membantu mendapatkan keturunan adalah metode bayi tabung.

Apa itu bayi tabung?

Baca juga: Pijat Bayi: Cara, Manfaat, dan Waktunya

Apa itu bayi tabung?

Bayi tabung dikenal juga dengan istilah In Vitro Fertilization (IVF).

Dikutip dari laman Ciputra Hospital, bayi tabung adalah proses pembuahan yang dilakukan di luar rahim dan proses hubungan seksual.

Artinya, sel telur istri dan sperma suami disatukan bukan di dalam tubuh melalui hubungan suami-istri, melainkan di dalam laboratorium khusus.

Selanjutnya, sel telur yang telah dibuahi dan menjadi embrio akan dibiarkan berkembang di tempat khusus selama beberapa waktu.

Nantinya, embrio yang telah berkembang itu akan dipindahkan ke dalam rahim.

Lamanya proses bayi tabung dapat dihitung tidak dapat dipastikan. Satu siklus bayi tabung dapat memakan waktu sekitar 2-3 minggu.

Hanya saja, pada kondisi tertentu dokter mungkin akan menyarankan pasien untuk melakukan lebih dari satu siklus bayi tabung hingga akhirnya pasien berhasil hamil.

Metode pembuahan dengan intervensi teknologi kedokteran semacam ini diyakini dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan.

Baca juga: Mengenal Program Bayi Tabung, Bagaimana Prosesnya?

Sejarah bayi tabung

Sejarah bayi tabung sudah dimulai sejak 1934.

Dikutip dari Verywell Family, kala itu, seorang dokter bernama Dr. Gregory Pincus pertama kali mencoba pembuahan sel telur kelinci di dalam laboratorium.

Sebelas tahun setelahnya, ia dan salah satu teknisi laboratorium menciptakan kondisi yang memungkinkan dilakukannya pembuahan sel telur manusia di laboratorium.

Pada 1951, Dr. Landrum Shettles berhasil meniru metode pembuahan yang digagas oleh Dr. Pincus. Ia juga berhasil membuat telur yang dibuahi berkembang hingga hari keenam.

Pada November 1977, Dr. Robert Edwards dan Dr. Patrick Steptoe di Inggris untuk pertama kalinya berhasil melakukan proses bayi tabung

Ketika itu, sel telur diambil dari Lesley Brown dan dibuahi oleh sampel sperma milik John Brown.

Keberhasilan itu menjadi praktek IVF pertama yang berhasil di dunia. Hasilnya adalah bayi perempuan bernama Louise Joy Brown pada 25 Juli 1978 di Inggris.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com