Bayi hasil IVF kedua adalah bayi laki-laki bernama Alastair MacDonald pada 4 Januari 1978.
Ketiga adalah bayi Candice Elizabeth Reed yang lahir di Australia, 23 Juni 1980.
Praktek IVF akhirnya sampai ke Benua Amerika dan pertama kali berhasil dilakukan pada 17 April 1981 oleh Dr. Georgeanna dan Howard Jones.
Hasilnya, bayi pertama hasil IVF di Amerika lahir pada 28 Desember 1981 bernama Elizabeth Jordan Carr.
Baca juga: Hindari 4 Hal Ini Selama 2 Minggu Setelah Transfer Embrio Program Bayi Tabung
Dalam setiap tindakan medis pasti memiliki risiko. Begitu pun pada praktik bayi tabung.
Pasien yang menjalankan program ini bisa menemui sejumlah risiko, baik risiko kehamilan maupun kesehatan yang lebih luas.
Misalnya, kelahiran bayi prematur, keguguran, komplikasi obat kesuburan, kanker, dan lain sebagainya.
Untuk menghindari risiko yang ada, pasien harus berdiskusi dengan dokter yang menangani program bayi tabung dan membicarakan segala hal secara detil.
Baca juga: Apa Itu Bayi Tabung?
Untuk akhirnya bisa menjalani program bayi tabung, sepasang suami-istri harus menjalani proses yang cukup panjang.
Berikut tahapan yang harus dilalui:
Di tahap pertama adalah riwayat kesehatan pasien, baik istri maupun suami, akan ditinjau oleh dokter.
Di tahap ini, riwayat pemeriksaan dan pengobatan pasien di masa lalu akan ditanyakan.
Ini agar dokter bisa memberikan saran pilihan pengobatan yang dapat dilakukan ke depannya.
Selanjutnya, pasien akan bertemu dengan dokter spesialis kesuburan dan mengonfirmasi rencana perawatan.
Pasien juga akan diminta menandatangani formulir persetujuan untuk dilakukannya proses bayi tabung dan segala prosedur yang ada di dalamnya.
Terbukalah pada dokter jika sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, karena bisa jadi obat tersebut mengganggu kelancaran proses bayi tabung.
Pasien akan diberi obat-obatan juga hormon yang diperlukan untuk proses bayi tabung, termasuk akan diberi tahu bagaimana cara mengelola suntikan hormon yang diberikan.
Suntikan hormon stimulasi akan merangsang ovarium untuk memproduksi lebih banyak telur. Kondisi produksi telur yang tinggi ini memperbesar potensi kehamilan.
Sepanjang siklus bayi tabung, pasien akan diminta melakukan tes darah secara reguler untuk mengukur kadar hormon.
Tak hanya itu, pasien juga akan melakukan USG untuk mengukur ukuran dan jumlah folikel ovarium.
Setelah diketahui jumlah dan ukuran folikel optimal, dokter akan merencanakan koleksi sel telur pasien.