Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Kemenkes soal Wacana Vaksin Booster Dosis Keempat

Kompas.com - 25/02/2022, 18:05 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi angkat bicara perihal wacana vaksinasi booster dosis keempat yang dikemukakan oleh Wamenkes Dante Saksono Harbuwono.

Sejauh ini, pihaknya masih memprioritaskan untuk menyelesaikan vaksinasi dosis pertama dan kedua, serta booster atau dosis ketiga.

Apabila masyarakat sudah divaksinasi lengkap dan disuntik booster, pihaknya akan melihat lagi apakah masih diperlukan vaksin tambahan atau tidak.

“Nanti kalau sudah lengkap kita lihat lagi apakah masih diperlukan vaksin tambahan karena kita nanti akan ukur efikasi dari booster ketiga ini terlebih dahulu,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (24/2/2022) malam.

Baca juga: Wamenkes Munculkan Wacana Vaksin Booster Dosis Keempat, Bagaimana dengan Negara Lain?

Nadia melanjutkan, jika pandemi Covid-19 sudah teratasi, maka masyarakat tidak memerlukan vaksinasi booster dosis keempat.

“Tidak perlu booster keempat,” katanya lagi.

Lebih lanjut, Nadia mengatakan sejauh ini belum diketahui pasti tujuan dari dosis tambahan atau dosis keempat sendiri. Apakah untuk menambah proteksi atau apa.

Terlebih, belum ada uji klinis untuk dosis keempat.

“Belum tahu kan belum ada uji klinisnya,” kata Nadia.

Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster

20 provinsi diminta kejar vaksinasi dosis kedua

Percepatan cakupan dosis 2 perlu dikejar terutama di provinsi yang mengalami kenaikan kasusKemenkes Percepatan cakupan dosis 2 perlu dikejar terutama di provinsi yang mengalami kenaikan kasus

Sementara itu, sebanyak 20 provinsi diminta untuk mengejar capaian vaksinasi dosis kedua.

Hal tersebut, menurut Nadia dikarenakan telah terjadi peningkatan kasus Covid-19 di 20 provinsi.

Dengan mengejar capaian vaksinasi, diharapkan dapat memberikan perlindungan bagi masyarakat.

“Jadi ada 20 provinsi dengan peningkatan kasus dan ada 14 provinsi yang capaian dosis keduanya harus dipercepat untuk memberikan perlindungan,” kata Nadia.

Baca juga: Berikut Gejala Omicron dan Pengobatannya

Terpisah, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa capaian vaksinasi dosis kedua dan dosis booster di semua provinsi tetap perlu dikejar.

Hanya saja, beberapa daerah perlu diprioritaskan sehingga pihaknya meminta kepala daerah dari 20 provinsi yang bersangkutan untuk mengejar capaian dosis kedua.

“Semua dikejar tapi perlu ada prioritas,” ujar Wiku saat dihubungi Kompas.com, Kamis (24/2/2022).

Baca juga: Aturan Terbaru Vaksinasi Booster Lansia, Bisa Diberikan Minimal 3 Bulan Setelah Dosis Lengkap

Adapun ke-20 provinsi yang diminta untuk mengejar vaksinasi dosis kedua sebagai berikut:

  1. DKI Jakarta
  2. Bali
  3. Yogyakarta
  4. Kepulauan Riau
  5. Kalimantan Timur
  6. Jawa Tengah
  7. Jawa Timur
  8. Jawa Barat
  9. Sumatera Utara
  10. Riau
  11. Nusa Tenggara Barat
  12. Banten
  13. Sumatera Selatan
  14. Lampung
  15. Sulawesi Utara
  16. Sulawesi Selatan
  17. Sumatera Barat
  18. Kalimantan Selatan
  19. Maluku
  20. Papua

Baca juga: Sudah Vaksin dan Booster Boleh Jalan-jalan? Ini Kata Epidemiolog

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo INgfografik: 10 Gejala Varian Virus Corona Omicron

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com