Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pfizer Ajukan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 untuk Anak di Bawah 5 Tahun

Kompas.com - 02/02/2022, 13:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Perusahaan vaksin Pfizer dan BioNTech telah mengajukan izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 dua dosis bagi anak-anak usia 6 bulan hingga 5 tahun.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh perusahaan Pfizer dan BioNTech, Selasa (1/2/2022), dikutip dari CNN.

Perusahaan mengatakan mereka telah memulai pengiriman data ke Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) setelah mendapat permintaan dari badan tersebut.

Mereka berharap proses pengajuan izin penggunaan darurat ini bisa selesai dalam beberapa hari mendatang.

Pfizer juga mengatakan, pihaknya akan menyerahkan data uji klinis mereka terkait vaksin anak di bawah lima tahun ke European Medicines Agency dan lembaga-lembaga lain di seluruh dunia.

Terkait pengajuan izin penggunaan darurat pada vaksin Pfizer untuk anak usia di bawah lima tahun ini, Komite Penasihat Vaksin FDA baru akan membahasnya pada 15 Februari mendatang.

Sementara itu, mengutip dari Reuters, vaksin Covid-19 dari Pfizer untuk anak di bawah 5 tahun ini akan tersedia setelah akhir Februari.

Baca juga: Ini Jenis Vaksin yang Diprioritaskan untuk Vaksinasi Booster Awal 2022

Perpanjang pengujian

Pada Bulan Desember, Pfizer memperpanjang uji coba vaksinnya terhadap anak-anak yang lebih muda.

Hal ini dilakukan setelah dua dosis vaksin anak tak menghasilkan kekebalan seperti yang diharapkan pada mereka yang berusia 2 hingga 5 tahun dengan dosis yang lebih rendah dengan yang diberikan kepada mereka yang berusia di atas 5 tahun.

Selama ini dosis vaksin untuk anak di atas 12 tahun adalah 30 mikrogram. Sedangkan dosis untuk anak 5 hingga 11 hanya 10 mikogram.

Namun untuk anak di bawah 5 tahun, dosis yang diberikan lebih rendah dari 3 mikrogram.

Perusahaan kemudian melakukan perpanjangan waktu studi untuk melakukan pengujian dosis ketiga pada anak yang berusia kurang dari lima tahun setidaknya delapan minggu usai vaksinasi terakhirnya.

Namun pengajuan izin darurat dosis kedua dinilai akan memakan waktu lama jika harus menunggu data tiga dosis.

Sehingga kemudian perusahaan mengajukan izin penggunaan darurat untuk dua dosis.

“Jika tujuan vaksin adalah untuk mendapatkan kekebalan dasar pada anak-anak, dua dosis dapat melakukannya," begitu papar Scott Gottlieb, mantan komisaris FDA.

Hal serupa juga dikatakan oleh CEO Pfizer. Bahwa jika dua dosis diizinkan, maka orang tua akan memiliki kesempatan memulai serangkaian vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak mereka.

"Jika dua dosis diizinkan, orang tua akan memiliki kesempatan untuk memulai serangkaian vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak mereka sambil menunggu kemungkinan otorisasi dosis ketiga,” ujar CEO Pfizer, Albert Bourla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com