KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) tengah menyiapkan 123 orang train attendant untuk bertugas di 27 rangkaian kereta light rapid transit (LRT) Jabodebek (4 cadangan).
VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, LRT Jabodebek yang ditargetkan beroperasi pada Agustus 2022 akan menggunakan sistem kendali kereta berbasis komunikasi.
Dengan kata lain, Communication Base Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) tingkat 3, di mana kereta beroperasi secara otomatis tanpa masinis.
PT KAI selaku operator LRT Jabodebek kini tengah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang andal untuk memastikan pelayanan, keselamatan dan keamanan selama dalam perjalanan tetap terjaga.
"Meski LRT Jabodebek akan beroperasi tanpa masinis, nantinya terdapat 2 orang petugas pada setiap rangkaian LRT Jabodebek yaitu 1 orang train attendant dan 1 orang security," ujar Joni dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (24/11/2021).
Baca juga: Spesifikasi Kereta LRT Jabodebek yang Tabrakan di Jakarta Timur
Lantas, apa itu train attendant?
Joni menjelaskan, train attendant bertugas untuk memastikan segala sesuatu terkait LRT Jabodebek berjalan normal.
Selain itu, juga memberikan informasi kepada pelanggan, serta memberikan pelayanan kepada pelanggan.
Train attendant juga harus selalu mobile di dalam kereta dan tidak mengoperasikan sarananya dalam operasi normal.
Hal itu dikarenakan pengoperasian LRT Jabodebek dilakukan secara otomatis dari Operation Control Center (OCC) atau Backup OCC secara terpusat.
"Pada saat terjadi gangguan, train attendant bertugas untuk mengemudikan dengan kecepatan terbatas dan membuka-tutup pintu LRT Jabodebek," jelas Joni.
Baca juga: Video Viral Pengendara Motor Nekat Terabas Perlintasan, Terjebak di Antara 2 Kereta yang Melintas