Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Satpol PP Minta Minimarket di Bekasi Pasang Barcode PeduliLindungi...

Kompas.com - 25/09/2021, 11:14 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, sempat viral video sosialisasi terkait pemasangan barcode PeduliLindungi di minimarket Indomaret di Bekasi.

Mengutip Kompas.com, unggahan video tersebut akun Instagram @satpolppkotabks viral di media sosial, pada Selasa (21/9/2021).

Percakapan antara petugas Satpol PP dengan pelayan minimarket:

"Informasi tentang penempelan scan barcode (PeduliLindungi) untuk syarat konsumen masuk (toko)?" tanya seorang petugas Satpol PP dalam video yang diunggah, Selasa (21/9/2021).

"Oh belum ada si pak," sahut salah seorang pegawai minimarket.

"Jadi kita informasikan, sekarang dalam hal penerapan pelaku usaha harus ada scan barcode (PeduliLindungi) di pintu masuk," kata petugas Satpol PP menerangkan.

"Jadi ketika konsumen tidak ada aplikasi PeduliLindungi, entah dia belum vaksin atau apa, dilarang masuk. Itu yang pertama. Yang kedua, di bawah 12 tahun juga dilarang masuk," sambung petugas.

Tidak sedikit warganet yang mengomentari tindakan petugas satpol PP tersebut.

Baca juga: Video Viral Satpol PP Tanya Barcode PeduliLindungi di Minimarket Bekasi, Ahli: Improvisasi di Daerah yang Berlebihan

"Kasian pak yg emak2 punya anak tanpa art atau babysitter, kalo butuh ke alpa pas suami kerja, masa iya anaknya ditinggal dirumah sendirian gada yg jaga, mana masih kecil," kata seorang ibu.

Lantas, bagaimana tanggapan ahli mengenai kebijakan pemasangan barcode aplikasi PeduliLindungi di minimarket?

Pakar Kebijakan Universitas Airlangga (Unair) Ilham Akhsanu Ridlo menilai bahwa improvisasi yang dilakukan di Bekasi ini berlebihan.

"Saya pikir bagus niatnya, tapi berlebihan," kata Ilham dihubungi Kompas.com, Rabu (22/9/2021).

Diketahui, peraturan tersebut baru terjadi di Bekasi dan belum diberlakukan di daerah atau kota lain.

"Improvisasi kebijakan lokal di kota atau daerah tertentu terkadang terlalu berlebihan. Tidak hanya ini, tapi juga warung-warung yang dipaksa tutup itu juga berlebihan," ungkap Ilham.

Dari penjelasan Ilham, maksud dari niatnya bagus tetapi berlebihan adalah, saat ini pemerintah sedang mengupayakan agar vaksin menjadi kebutuhan atau kewajiban karena ingin mengejar target vaksinasi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com