Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Bahaya Berat Badan Turun Drastis Bagi Kesehatan dan Solusinya

Kompas.com - 18/09/2021, 20:45 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

KOMPAS.com - Diet sampai berat badan sampai angka ideal mungkin jadi idaman banyak orang, namun berat badan turun drastis justru membawa bahaya tersendiri.

Masyarakat kini lebih waspada terhadap kesehatan fisik, terutama seputar berat badan. Kesadaran itu lantas mendorong sebagian orang bergegas menurunkan berat badannya.

Entah itu dengan mengatur pola makan, berolahraga, diet ketat, sampai mengkonsumsi suplemen.

Namun para ahli kesehatan memperingatkan pentingnya menurunkan berat badan secara lambat dan bertahap.

Ahli diet terdaftar dan juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, Jessica Crandall Snyder, menyebutkan turun setengah kilogram hingga satu kilogram per minggu secara universal dianggap aman dan berkelanjutan.

“Menurunkan berat badan terlalu cepat, terutama melalui teknik kelaparan, dapat mengakibatkan sejumlah efek samping, beberapa lebih berbahaya daripada yang lain,” kata ahli diet terdaftar dan Direktur Nutrisi Trifecta Emmie Satrazemis.

Faktanya, penelitian menemukan bahwa setelah diet, sekitar dua pertiga dari pelaku diet mendapati kenaikan berat badan lebih banyak dari semula.

Dilansir dari Healthline, berikut 6 bahaya berat badan turun secara drastis bagi kesehatan Anda:

Baca juga: 6 Metode Diet untuk Turunkan Berat Badan

1. Kehilangan nutrisi penting

Diet cepat dan mengurangi konsumsi makanan utuh, bisa berisiko kehilangan nutrisi utama, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan agar tetap sehat.

Snyder mengemukakan, diet bebas susu dapat mengakibatkan kekurangan kalsium.

Sementara diet tanpa karbohidrat bisa membuat Anda tidak mendapatkan cukup serat. Bahkan pada diet rendah kalori, penting untuk mendapatkan berbagai nutrisi termasuk kalsium, vitamin D, vitamin B-12, folat, dan zat besi.

Dalam kasus yang lebih ekstrim, kekurangan gizi dapat menyebabkan sejumlah gejala seperti penurunan energi, kelelahan umum, anemia, rambut rapuh, dan sembelit.

2. Metabolisme melambat

Penurunan berat badan yang cepat biasanya terjadi karena kekurangan kalori yang ekstrem. Misalnya, orang yang makan 3.000 hingga 1.200 kalori sehari.

Masalahnya, tubuh kita mampu mengenali pengurangan kalori ini sebagai tanda pasokan makanan terbatas. Lalu, mengirim sinyal berupa 'mode kelaparan'.

Kristina Alai, seorang pelatih pribadi di The Bay Club Company, menyoroti masalah ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Tren
5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

Tren
[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

Tren
Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Tren
10 Makanan Kolesterol Tinggi yang Sebaiknya Dihindari

10 Makanan Kolesterol Tinggi yang Sebaiknya Dihindari

Tren
Vaksin Kanker Serviks Gratis Disebut Hanya untuk Perempuan Maksimal Usia 26 Tahun, Ini Kata Kemenkes

Vaksin Kanker Serviks Gratis Disebut Hanya untuk Perempuan Maksimal Usia 26 Tahun, Ini Kata Kemenkes

Tren
Abbosbek Fayzullaev, Pemain Uzbekistan yang Nilainya Rp 86,91 miliar

Abbosbek Fayzullaev, Pemain Uzbekistan yang Nilainya Rp 86,91 miliar

Tren
Ganti Oli Motor Pakai Minyak Goreng Diklaim Buat Tarikan Lebih Enteng, Ini Kata Pakar

Ganti Oli Motor Pakai Minyak Goreng Diklaim Buat Tarikan Lebih Enteng, Ini Kata Pakar

Tren
6 Suplemen yang Bisa Dikonsumsi Saat Olahraga, Apa Saja?

6 Suplemen yang Bisa Dikonsumsi Saat Olahraga, Apa Saja?

Tren
Kemenhub Pangkas Bandara Internasional dari 34 Jadi 17, Ini Daftarnya

Kemenhub Pangkas Bandara Internasional dari 34 Jadi 17, Ini Daftarnya

Tren
Apakah Status BPJS Kesehatan Nonaktif jika Terlambat Bayar Iuran?

Apakah Status BPJS Kesehatan Nonaktif jika Terlambat Bayar Iuran?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com