KOMPAS.com – Baru-baru ini, Periset dari Quick Heal Security Labs menemukan setidaknya ada delapan aplikasi yang ada di Google Play Store disusupi virus Joker.
Padahal selama ini Google Play Store dikenal dengan penyaringan keamanannya yang ketat untuk setiap aplikasi yang diunggah di sana.
Virus Joker ini disebut-sebut lihai dalam menemukan celah keamanan guna menyelinap ke Play Store setiap beberapa bulan sekali dengan mengubah kode, metode eksekusi atau dengan teknik payload-retrieving.
Baca juga: Virus Joker Kembali: Sedot Isi Rekening, Waspadai Aplikasi Android Ini
Tim Peneliti Quick Heal Security Labs menjelaskan bahwa Joker adalah spyware trojan yang mencuri data dari perangkat korban seperti SMS, daftar kontak dan info perangkat.
Dikutip dari Kompas.com, 22 Juni 2021, Joker secara diam-diam akan membuat korban berlangganan layanan premium berbayar tanpa sepengetahuan korbannya.
Setidaknya ada 8 aplikasi yang disorot oleh Quick Heal karena mengandung virus Joker. Aplikasi tersebut telah dihapus dari Google Play Store saat ini, namun sejumlah pengguna mungkin masih menyimpan di perangkatnya.
Bagi pengguna yang masih menyimpan aplikasi tersebut sebaiknya lekas menghapus aplikasi tersebut.
Adapun aplikasi-aplikasi tersebut yakni:
Baca juga: Daftar Aplikasi Terinfeksi Virus Joker yang Bisa Sedot Rekening Anda
Malware Joker pertama dideteksi oleh Aleksejs Kuprins yang merupakan peneliti keamanan di CSIS Security Group pada tahun 2019.
Menurut Kuprins, virus Joker memiliki cara kerja sebagai komponen latar belakang aplikasi yang secara diam-diam akan melakukan klik iklan dalam aplikasi dan akan melakukan hal yang sama untuk proses pendaftaran saat berada di situs.
Malware ini selanjutnya akan mengakses SMS korbannya, menyalin kode otorisasi yang telah dikirim guna memverifikasi pembayaran berlangganan.
Sehingga, nantinya seseorang akan berlangganan layanan premium dan harus kehilangan sejumlah uang untuk membayar layanan tersebut.
Dikutip dari Kompas.com, 31 Juli 2021, malware Joker ini menargetkan 37 negara termasuk AS, Inggris, Australia, Uni Eropa dan beberapa negara Asia seperti China.
Bagi pengguna yang saat ini masih menyimpan dapat segera menghapus aplikasi dari smartphone. Adapun caranya:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.