KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim hujan di Indonesia akan datang lebih awal dari biasanya di tahun ini.
Disebutkan, sebagian wilayah Indonesia akan memasuki musim hujan pada bulan September dan Oktober 2021.
Sementara puncak musim hujan periode 2021/2022 diprediksi akan terjadi pada Januari dan Februari 2022.
Seiring dengan hal tersebut, BMKG memperingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi.
Baca juga: BMKG: Musim Hujan Indonesia 2021/2022 Diprediksikan Maju pada September
Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Dodo Gunawan menjelaskan, El Niño-Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) merupakan faktor iklim penting yang mempengaruhi terhadap variabilitas curah hujan di Indonesia, terutama skala waktu inter-annual.
Meskipun saat ini ENSO dan IOD dalam keadaan netral, terdapat indikasi atau peluang bahwa ENSO netral berkembang menjadi La Nina pada akhir tahun ini.
Hal tersebut berdasarkan pemantauan parameter anomali iklim global oleh BMKG dan institusi-institusi internasional lainnya.
Sementara itu, Indian Ocean Dipole Mode (IOD) netral diprediksi bertahan setidaknya hingga Januari 2022.
Masyarakat jugadiimbau untuk lebih waspada terhadap kejadian cuaca ekstrem seperti hujan es, hujan lebat disertai kilat dan petir, dan angin puting beliung jelang masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
"Terlebih situasi Indonesia saat ini belum lepas sepenuhnya dari pandemi Covid-19. Waspada bencana hidrometeorologi dan jaga kesehatan selalu," ujar Dodo melalui keterangan tertulis yang dikutip Kompas.com, Jumat (27/8/2021).
Ia menambahkan, periode musim hujan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menambah luas tanam, melakukan panen air hujan, dan mengisi waduk/danau yang berguna untuk periode musim kemarau tahun depan.
Baca juga: Prediksi Musim Hujan Maju dari Biasanya, BMKG Minta Masyarakat Siap Mitigasi Bencana