Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah WhatsApp Rentan Diretas Spyware Pegasus? Ini Kata Ahli

Kompas.com - 28/07/2021, 08:00 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo dan pejabat negara lainnya diminta tak lagi menggunakan aplikasi WhatsApp sebagai media telekomunikasi.

Penyebabnya adalah keberadaan spyware Pegasus buatan perusahaan Israel, NSO Group.

WhatsApp dianggap sebagai celah paling potensial bagi Pegasus untuk menyusup ke ponsel milik pejabat negara, dan kemudian secara leluasa meretas data yang ada di dalamnya.

Mengutip Kompas.com, Selasa (27/7/2021), laporan Amnesty International dan Citizen Lab menyebutkan beberapa kepala negara, aktivis, politisi dan jurnalis, diduga menjadi target pengintaian Pegasus.

Dalam laporan itu, total ada 50.000 nomor ponsel yang menjadi sasaran potensial Pegasus. Termasuk nomor milik 10 Perdana Menteri, tiga Presiden, dan seorang Raja.

Benarkah WhatsApp rentan diretas Pegasus?

Baca juga: Simak, Ini Syarat Perjalanan Orang Dalam Negeri PPKM Level 1-4

Ada celah keamanan

Pemerhati keamanan siber Yerry Niko Borang membenarkan bahwa WhatsApp memang menjadi salah satu celah potensial bagi Pegasus untuk meretas data milik seseorang.

Yerry mengatakan, hal itu disebabkan adanya celah dari aplikasi WhatsApp yang kemudian dimanfaatkan oleh pembuat Pegasus, NSO Group asal Israel.

"Benar. Ada celah keamanan yang dimanfaatkan pencipta Pegasus. Sebenarnya ini (Pegasus) sudah 3-4 tahun beredar. Cuma baru ramai sekarang," kata Yerry, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (27/7/2021).

Yerry mengatakan, enkripsi end-to-end yang diterapkan WhatsApp tidak akan banyak membantu ketika berhadapan dengan Pegasus.

"Tetap mampu dilakukan (peretasan). Karena Pegasus buatan NSO Group ini mengekspoitasi sistem operasi core-nya (WhatsApp)" ujar Yerry. 

Baca juga: Simak, Ini Cara Mengamankan Akun WhatsApp dari Peretasan!

Pegasus bukan satu-satunya

Tak hanya Pegasus, Yerry mengatakan bahwa WhatsApp juga rentan terhadap serangan siber yang dilakukan oleh spyware-spyware lain, seperti FinFisher.

"Bukan hanya Pegasus sebenarnya ada banyak tools lain. Cuma Pegasus ini punya fasilitas cukup lengkap dan menawarkan interface mudah untuk penggunanya," kata Yerry.

Mengenai FinFisher, Yerry menyebutkan bahwa spyware itu bisa ditempelkan pada semua dokumen, mulai dari dokumen PDF hingga hingga gambar.

"Begitu di-klik dia (FinFisher) akan menginfeksi semua bentuk device, dari HP sampe laptop. Ini (FinFisher) juga sangat digemari di jagat intelijen politik, dan bisnis, terutama untuk memata-matai lawan politik, membungkam jurnalis, dan lain-lain," ujar dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com