Yerry mengatakan, cara kerja FinFisher sama dengan Pegasus.
"Begitu masuk dan menginfeksi ponsel lawan, dia akan secara rutin mengirim semua info aktivitas di device itu," kata Yerry.
Baca juga: Ada Spyware Pegasus, Presiden Jokowi Diminta Tak Pakai WhatsApp
Menurut Yerry, kerentanan WhatsApp terhadap serangan siber membuat aplikasi chat terpopuler itu tak cocok dipakai oleh pejabat negara.
"Sulit untuk terhindar (dari spyware) kalau terus memakai WhatsApp. Saya sih menyarankan hanya menggunakan WA untuk keperluan remeh temeh, misalnya untuk reunian SMA, atau cakap-cakap dengan keluarga. WA tidak direkomendasikan untuk pejabat negara, atau pelaku bisnis, sangat berbahaya soalnya," kata Yerry.
Lantas, bagaimana dengan apliasi chat lain, seperti Telegram dan Signal?
Yerry mengatakan, ia juga tak merekomendasikan Telegram untuk dipakai oleh pejabat negara. Ia mengatakan, ada beberapa alasan yang mendasari itu.
"Saya tidak rekomendasikan Telegram. Pertama kodenya (source code) tidak transparan, jadi kita tidak tahu isinya apa. Kedua, secara default, chat Telegram, baik pribadi maupun grup, tidak dienkripsi," kata Yerry.
Yerry mengatakan, pemerhati kemanan siber secara umum merekomendasikan Signal atau Wire sebagai media telekomunikasi, karena dinilai memiliki keamanan cukup baik.
"Yang biasa kita rekomendasikan Signal, Wire, dan lainnya, yang kodenya dibuka ke publik secara lengkap. Juga secara berkala, aplikasi-aplikasi ini ada audit keamanan dari pihak independen, yang hasilnya dibuka ke publik," kata Yerry.
"Setahu saya belum ada audit independen ke Telegram. Karena sulit juga, kodenya tidak dibuka," ujar Yerry.
Baca juga: 20 Wilayah dengan Suhu Terdingin di Indonesia dan Penyebabnya
Diberitakan Kompas.com, Selasa (27/7/2021), salah satu kasus peretasan terkait Pegasus yang sempat ramai beberapa waktu lalu, yakni peretasan iPhone milik Jeff Bezos pada 2020.
Perangkat iPhone milik bos Amazon itu dikabarkan diretas melalui WhatsApp.
Menurut hasil investigasi, Bezos diketahui menerima pesan WhatsApp yang diduga dikirim oleh Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman.
Pesan tersebut berisi sebuah video berukuran 4,22 MB yang mengandung malware.
Dari hasil analis forensik digital yang dilakukan firma konsultasi bisnis kenamaan asal Amerika Serikat, FTI, terhadap ponsel Bezos, ditemukan bahwa software yang digunakan untuk meretas iPhone Bezos adalah spyware Pegasus.
Selain Bezos, baru-baru ini Presiden Perancis Emmanuel Macron dan jajaran kabinetnya juga dilaporkan menjadi sasaran Pegasus.
Macron dilaporkan telah mengganti ponsel dan nomor telepon selulernya setelah masuk daftar target pengintaian Pegasus.
Menurut laporan media asal Perancis, Le Monde, dalam kasus ini, klien Pegasus yang teridentifikasi menyasar perangkat Macron adalah firma keamanan Maroko yang tidak dikenal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.