Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Kesuriteladanan Sarah Gilbert, Ilmuwan Vaksin AstraZeneca

Kompas.com - 18/07/2021, 15:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PAGI hari ini saya bangun dalam kondisi sedih sebab tadi malam putri sahabat merangkap mahaguru data-informasi saya, Christianto Wibisono, memberitahukan bahwa ayah beliau tidak bisa seperti biasa melayani WA mau pun telpon saya.

Pak Chris sedang berada di ruang ICU sebuah rumah sakit di Jakarta. Sambil bersyukur bahwa pak Chris beruntung memperoleh perawatan di rumah sakit, saya berdoa agar beliau segera sehat walafiat kembali.

Bangsa Indonesia membutuhkan pemikiran-pemikiran Christianto Wibisono yang selalu kritis terhadap politik dan ekonomi Indonesia.

Di tengah suasana prihatin, anak angkat saya Osmar Semesta Susilo berbaik hati berbagi sebuah berita video tentang Prof Sarah Gilbert memperoleh standing ovation pada acara perlagaan tenis akbar di Wimbledon.

Baca juga: Ilmuwan Vaksin AstraZeneca Dapat Standing Ovation di Wimbledon 2021

Kemanusiaan

Segenap hadirin di Wimbledon berdiri untuk bertepuk tangan seolah tak kenal henti bagi bukan olahragawan atau olahragawati tenis namun seorang gurubesar vaksinologi universitas Oxford yang dielu-elukan sebagai penemu vaksin AstraZeneca untuk membantu umat manusia melawan virus Corona.

Prof Sarah Gilbert dihormati bukan hanya atas mahakarya sains namun atas sesuatu yang lebih adiluhur yaitu kemanusiaan.

Dame Sarah Gilbert meletakkan kemanusiaan sebagai mahkota peradaban dengan ikhlas melepaskan sesuatu yang menjadi rebutan kerakusan laba industri farmasi yaitu hak paten atas vaksin yang sebenarnya bisa membuat Sang Pemilik hak paten menjadi supramahakayaraya seperti Thomas Alfa Edison atau Bill Gates.

Semoga kesuriteladanan Prof Sarah Gilbert dapat memicu rasa malu mereka yang berhasrat menjual vaksin sementara rakyat Indonesia terutama yang miskin dalam kondisi gawat darurat membutuhkan vaksin terhadap angkara murka virus Corona yang alih-alih mereda malah makin merajalela.

Baca juga: Menyadari Hak Asasi Virus Corona

 

Sikap tegas dan keras Presiden Jokowi melarang penjualan layak dihormati dan dihargai sebagai pewujudan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia menjadi kenyataan

Alat

Saya menulis naskah ini bukan dengan tujuan komersial mempromosikan vaksin Astra Zeneca karena saya bukan agen atau retailer apalagi aktivis pasar gelap vaksin.

Saya juga bukan buzzer atau influencer bayaran sebab Prof Sarah Gilbert tidak kenal saya maka mustahil sudi membayar saya untuk promosi vaksin AstraZeneca mau pun pribadi Sang Penemu.

Naskah ini juga tidak berniat meredakan serangan kritis dan skeptis terhadap vaksin AstraZeneca yang silakan berlanjut sebagai dialetika sains kesehatan demi kesejahteraan umat manusia.

Naskah sederhana ini hanya ingin mengajak siapa pun yang berkenan diajak mengikuti jejak kesuriteladanan keikhlasan kemanusiaan Sarah Gilbert demi sadar bahwa uang memang penting namun pada hakikatnya hanya merupakan alat belaka.

Insya Allah, manusia yang beradab tidak akan memberhalakan uang sebagai tujuan kehidupan yang fana ini.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com