KOMPAS.com - Topik mengenai susu sedang ramai dibahas dalam beberapa hari terakhir ini. Terutama soal susu beruang yang kemarin viral karena diperebutkan banyak orang.
Banyak yang mengungkapkan stoknya langka di pasaran, hingga harganya melonjak dari harga normal.
Susu bergambar beruang merek Bear Brand banyak dicari karena diyakini dapat menangkal virus corona. Meskipun hal itu dibantah oleh ahli.
Terpantau sedang rebutan susu ????
(Source: terlampir) pic.twitter.com/zU9efahD52
— Eza Hazami (@ezash) July 3, 2021
Baca juga: Rebutan Susu Beruang, Panic Buying Corona, dan Kepanikan Warga
Sejumlah ahli gizi mengatakan, mengonsumsi susu memang dapat meningkatkan imunitas tubuh, tetapi bukan berarti harus memilih produk susu tertentu untuk dikonsumsi.
“Tapi ya tidak harus Bear Brand, susu yang lain juga bagus,” ujar pengajar di Program Studi Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Lily Arsanti Lestari.
Ia mengatakan, susu mempunyai kandungan nilai gizi yang baik, protein, dan mineral.
“Di susu ada protein, vitamin A dan B12, Zn, selenium, serta mineral lain yang bermanfaat untuk kesehatan,” ujar Lily.
Namun apabila ditelusuri, sejak kapan persisnya manusia mengonsumsi susu?
New online exhibition ‘100 Years of Save the Children’, from @CadburyRL exploring the history of the charity.https://t.co/ZLJDjcQw1E
Image: Photograph of distribution of milk in Kovno, Lithuania, 1922. pic.twitter.com/zG6EIhNtAb
— UoB Library Services (@UoBLibServices) June 30, 2021
Melansir BBC, sekitar 10.000 tahun yang lalu, hampir tidak ada orang yang minum susu sapi atau hewan lainnya.
Orang pertama yang minum susu secara teratur adalah para petani dan penggembala di Eropa Barat, di mana mereka memulai kebiasaan memelihara hewan, termasuk sapi.
Pada mulanya, susu dikenal sebagai makanan bayi, yang tidak diperuntukkan bagi orang dewasa. Manusia dewasa yang meminum susu banyak mengalami perut kembung, kram yang menyakitkan, dan bahkan diare.
Susu mengandung jenis gula yang disebut laktosa, yang berbeda dari gula yang ditemukan dalam buah dan makanan manis lainnya.
Ketika masih bayi, tubuh membuat enzim khusus yang disebut laktase yang memungkinkan manusia mencerna laktosa dalam air susu ibu. Akan tetapi, setelah disapih kemampuan ini berhenti.
Baca juga: 5 Fakta tentang Susu, Bukan Satu-satunya Sumber Kalsium