Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Seorang Pria Mengamuk Bongkar Pembatas Jalan, Ini Faktanya

Kompas.com - 07/05/2021, 16:15 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah video mengenai seorang pria yang menggeser portal penutup jalan raya, viral di media sosial TikTok hingga Facebook.

Dalam video yang dibagikan sejumlah warganet itu juga terlihat sejumlah polisi tengah berjaga di jalan raya.

“Hari Raya Idul Fitri Hari Kebebasan. Hari kesenangan, ora carane koyo ngene,” ujar laki-laki dalam video tersebut.

Hingga kini postingan tersebut telah dilihat lebih dari 9,8 juta kali, disukai lebih dari 452,6 ribu pengguna dan mendapat komentar lebih dari 26,7 ribu komentar.

Baca juga: Titik Penyekatan Mudik dan Syarat yang Diperlukan Perjalanan Non Mudik

@dar_chimut

sabar pakde sabar..

? original sound - dar _Chimut

Respons warganet

Sejumlah netizen memberikan komentarnya sambil menduga kejadian tersebut berkaitan dengan adanya pelarangan mudik tanggal 6-17 Mei 2021.

“Tahun besok corona masih tetap ada, tapi apakah tahun besok orang tua kita masih ada? Jadi tetap mudik,” ujar akun dengan nama Haries albert Fernan.

“Kenapa gue nangis terharu ya liat bapak ini,” tulis akun dengan nama Herley TikTok.

“Tolong kasihani kami, Kami sebagai Anak Rantau Pengen Pulang Pengen Berkumpul Sama Keluarga Di Hari Kemenangan Ini," tulis akun dengan nama Michaell Iskandar.

Tak hanya ramai di TikTok, postingan tersebut juga banyak diunggah oleh warganet lainnya di media sosial Facebook.

Lantas, bagaimana cerita sebenarnya di balik video 'Hari Raya Idul Fitri Hari Raya Kebebasan' tersebut?

Baca juga: [HOAKS] Foto Hasil CT Scan Paru-paru Pasien Covid-19 yang Divaksin

Penelusuran Kompas.com

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, video seseorang pria yang membongkar pembatas jalan dan meneriakkan “Hari Raya Idul Fitri Hari Kebebasan' merupakan video yang lama yang diunggah kembali.

Video itu adalah rekaman kejadian tahun 2020 lalu sehingga tidak ada kaitannya dengan larangan mudik tanggal 6-17 Mei 2021.

Penelusuran Kompas.com dengan situs Yandex mengarah pada pemberitaan Kompas TV yang diberitakan pada tanggal 26 Mei 2020.

Baca juga: [HOAKS] Video Kemacetan Pemudik di Jalan Tikus Berupa Pegunungan

Video Lebaran tahun 2020

Dalam pemberitaan tersebut dijelaskan bahwa pria dalam video yang menggeser portal itu merupakan seorang warga di Wonosobo Jawa Tengah.

Pembukaan portal tersebut terjadi pada Lebaran Idul Fitri hari pertama tahun 2020.

Kapolres Wonosobo saat itu, AKBP Fannky Ani Sugiharto, mengatakan, pria dalam video tersebut telah diberi pengarahan oleh petugas kepolisian dan telah dikembalikan ke keluarganya.

Pemberitaan serupa mengenai pria yang menggeser portal penutup jalan tersebut juga diberitakan oleh stasiun TV iNews yang tayang 25 Mei 2020 lalu.

Dalam pemberitaan tersebut, disampaikan bahwa orang yang melakukan penggeseran portal jalan tersebut merupakan seorang penjahit di Wonosobo yang diduga mengalami depresi akibat menurunnya penghasilan selama pandemi corona.

Baca juga: Kapan Lebaran? Ini Jadwal Sidang Isbat Penentuan Idul Fitri 2021

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com