KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menceritakan adanya peristiwa tanah pemakaman yang meninggi secara misterius namun patok nama yang menancap tidak mengalami kerusakan atau pergeseran sama sekali baru-baru ini viral di media sosial.
Salah satu akun yang menyebarkan informasi itu adalah akun Instagram @kabarminang.
Mengutip Kompas.com (26/3/2021), peningkatan itu terjadi hingga 1,5 meter di area 3 petak makam yang ada di Kampung Sungai Asam, Nagari, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariamen, Sumatera Barat.
Area pemakaman itu pun menjadi viral dan banyak dikunjungi masyarakat yang ingin menyaksikan fenomena tanah meninggi tersebut.
Baca juga: Fenomena Tanah Bergerak di Ciamis, Apa Sebabnya?
Mengetahui kejadian ini, tak jarang masyarakat mengaitkannya dengan hal-hal mistis atau di luar nalar.
Lalu penjelasan apa yang sebenarnya bisa kita dapatkan terkait peristiwa ini?
Dosen Geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Amien Widodo menyebut tanah meninggi di area pemakaman itu bisa saja terjadi akibat buatan manusia.
Baca juga: Viral Video Kades di Wonosobo Sumbang Tanah untuk Makam Pasien Virus Corona
"Kemungkinan kejadian buatan, sebab hanya lokal saja," kata Amien saat dihubungi Kompas.com, Minggu (28/3/2021).
Namun, di samping itu ia juga tidak menafikkan bahwa bisa saja peristiwa itu akibat aktivitas alam yang secara keilmuan bisa dijelaskan. Misalnya terjadi terobosan material.
"Terobosan material semacam lumpur dari dalam tanah karena adanya retakan lokal di kawasan itu. Umumnya daerah yang dipengaruhi luas, bisa puluhan meter sampai kiloan meter," jelas Amien.
Baca juga: 6 Hal yang Perlu Diketahui tentang Sertifikat Tanah Elektronik
Selain terobosan material, ada juga kemungkinan terjadinya Swelling-Shringkage atau efek kembang susut tanah.
"Efek kembang susut tanah lempung atau swelling-shringkage yang ada dari tanah. Tanah lempung akan mengembang bila jenuh air, bisa puluhan kali dari lapisan lempungnya," lanjut dia.
Biasanya untuk yang satu ini kawasan yang dipengaruhi bisa mencapai puluhan meter.
Akan tetapi, untuk memastikan apa yang terjadi di Sumatera Barat itu, Amien mengatakan masih harus dilakukan pengkajian lebih lanjut.
Salah satunya yakni dengan pengambilan sampel tanah di kuburan tersebut.
Baca juga: Mengapa Bentuk Nisan pada Makam di Indonesia Seragam?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.