Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal AstraZeneca, Bisakah Vaksin Sebabkan Penggumpalan Darah?

Kompas.com - 16/03/2021, 20:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pembahasan penggunaan vaksin AstraZeneca yang berkaitan dengan kasus penggumpalan darah ramai menjadi pembicaraan.

Sejumlah negara di Eropa bahkan menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca.

Penghentian vaksinasi ini sembari menunggu dan mendalami lagi temuan penggumpalan darah yang diduga akibat efek samping dari vaksin.

Baca juga: Mengenal Vaksin AstraZeneca, dari Diproduksi Inggris hingga Efek Sampingnya...


Negara-negara yang menyetop penggunaan sementara vaksin ini, di antaranya Irlandia, Denmark, Norwegia, Islandia, dan Belanda.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Europe Medicine Agency (EMA) telah menegaskan bahwa kejadian pembekuan darah yang ditemukan tidak berhubungan dengan vaksin AstraZeneca.

Mungkinkah kandungan dalam sebuah vaksin menyebabkan terjadinya pembekuan darah?

Spesialis penyakit dalam sekaligus konsultan Hematologi dan Onkologi Medik, dr Cosphiadi Irawan menjelaskan, hal itu belum dapat dibenarkan.

"Kalau melihat datanya, saya sih tidak menghubungkan secara langsung vaksin dengan trombosis. Jadi harusnya dikaji lagi," ujarnya kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (16/3/2021).

Ia membandingkan temuan kasus dengan jumlah orang yang telah divaksin AstraZeneca, sangat kecil.

Baca juga: Disetujui WHO, Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui dari Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson

Halaman:

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com