Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Informasi yang Sebut Yogyakarta dan Solo Ditutup

Kompas.com - 11/12/2020, 19:53 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Baru-baru ini beredar informasi di media sosial mengenai Yogyakarta dan Kota Solo, Jawa Tengah, ditutup. 

Informasi penutupan Yogyakarta dikaitkan dengan informasi yang beredar sebelumnya mengenai tempat isolasi mandiri di UGM sudah penuh.

Sementara, informasi Kota Solo ditutup dikaitkan dengan kebijakan Pemkot Surakarta menyiapkan tempat karantina bagi pemudik di Kota Solo.

Humas Pemda DI Yogyakarta menegaskan, informasi Yogyakarta ditutup tidak benar. Sementara, tidak ditemukan kebijakan Pemkot Surakarta untuk menutup Kota Solo.

Narasi yang Beredar

Akun Facebook Ai Audy Herbalis mengedarkan informasi bahwa Solo dan Yogyakarta tutup. Status tersebut menyebut bahwa Satgas Covid019 mengimbau untuk menunda dulu perjalanan ke Yogyakarta. Sebab, Satgas kewalahan mengatur tempat untuk isolasi mandiri sivitas UGM.

Berikut nukilan isi statusnya:

"*Solo n Jogja tutup*
Ijin copas info dari sebelah :
Bpk/Ibu, iki himbauan dari teman Satgas Covid-19.. UGM: Kalau ada saudara yg mau ke Jogja diingatkan utk ditunda dulu.
Untuk rekan2, bila tidak sangat penting dan mndesak, sementara ditunda dulu untuk ke jogja nggih. Saya sebagai tim satgas cov ugm saat ini sangat kuwalahan mengatur tempat untuk isolasi mandiri sivitas UGM. Kami sdh buka asrama mhs (3 lantai ) untuk isolasi yg positif tanpa gejala. Saat ini sdh penuh, ini kami hrs siapkan apartemen UGM untuk cadangan. Jogja merah merata, kecuali sebagian Gunung Kidul dan Kulon Progo."

Status Facebook keliru soal Solo dan Yogyakarta tutup.Facebook Status Facebook keliru soal Solo dan Yogyakarta tutup.

Status itu juga menyatakan tujuh pedoman bagi orang-orang yang ingin ke Solo. Pedoman ini berisi lokasi di Solo yang dijadikan tempat karantina bagi pemudik pada Desember 2020 hingga Januari 2021.

Akun Renita Purwanto juga mengedarkan informasi yang sama.

Penjelasan

Humas Pemerintah Daerah (Pemda) DI Yogyakarta menegaskan, informasi Yogyakarta ditutup tidak benar. Pemda DI Yogyakarta minta pesan yang juga menyebar via WhatsApp itu tidak disebarkan kembali.

"Menanggapi beredarnya pesan Whatsapp Grup yang menyatakan bahwa Jogja ditutup, bersama ini diinformasikan bahwa pesan tersebut adalah HOAX. Mohon agar tidak ikut meneruskan ataupun menyebarkan kembali informasi yang tidak benar tersebut," tulis Humas Pemda DIY di akun Instagram, Jumat (11/12/2020).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Humas Pemda DIY (@humasjogja)

Lewat akun tersebut, Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM, Dr. Iva Ariani menegaskan jika berita yang beredar terkait asrama UGM di Baciro yang saat ini digunakan untuk shelter karantina pasien Covid-19 telah penuh sama sekali tidak benar.

Menurut data terakhir yang diterimanya, asrama Baciro memang masih menampung para pasien yang OTG, tetapi hanya terisi antara 25 hingga 30 persen dari total daya tampung.

"Itu kan sebenarnya berita sudah keluar minggu lalu, dan sudah kami klarifikasi kalau itu bukan pernyataan dari satgas UGM. Berkaitan dengan asrama UGM yang penuh, lalu UGM buka asrama lagi dan lain sebagainya, itu tidak benar,” ujar Iva.

Informasi mengenai tim Satgas penanganan Covid-19 UGM kewalahan mengatur tempat isolasi mandiri sivitas UGM dan tempat isolasi sudah penuh sudah beredar di media sosial pekan lalu. Kepada tim Cek Fakta Kompas.com, Iva membantah informasi tersebut.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com